Aksi Lanjutan Nelayan Kerang Dara Muara Badak, Ini Tanggapan PHSS

Aliansi Peduli Nelayan Kerang Dara Muara Badak demonstrasi di PT PHSS pada Senin (19/5)

TIMUR. Aksi demonstrasi Aliansi Peduli Nelayan Kerang Dara di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, dengan memblokade Kantor PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga mendapat tanggapan dari pihak perusahaan. Aksi demonstrasi ini rencananya akan digelar selama sepekan di pintu masuk kantor.

Manager Comrel & CID PT Pertamina Hulu Indonesia Dony Indrawan melalui siaran persnya mengatakan, pihaknya perihatin atas kejadian gagal panen kerang dara.

Read More

Perusahaan tetap menganggap matinya kerang dara itu karena terjadi pada musim hujan. Manajemen memahami kesulitan yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut terhadap masyarakat yang terdampak di Kecamatan Muara Badak, khususnya di Desa Tanjung Limau.

Oleh karena itu, perusahaan bersama pemerintah daerah Kutai Kartanegara, khususnya Dinas Sosial telah memberikan bantuan kepada petani kerang dara yang terdampak pada Maret lalu.

Perusahaan senantiasa menghormati aspirasi masyarakat sepanjang hal tersebut disampaikan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Perusahaan berharap semua pihak dapat menghormati langkah pemerintah dan pihak berwenang untuk tercapainya keputusan yang obyektif terkait kejadian gagal panen kerang darah tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Perusahaan senantiasa menjalankan kegiatan operasi perusahaan, termasuk aktivitas pengeboran, secara selamat, andal, patuh, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan yang berlaku.

Perusahaan berpendapat bahwa dokumen hasil investigasi FPIK Unmul tidak konklusif menyatakan pencemaran berasal dari kegiatan pengeboran sumur PHSS.

“Oleh karena itu, perusahaan tetap meyakini tidak ada hubungan antara kegiatan operasi migas perusahaan dan kejadian gagal panen kerang darah ini,” ucapnya.

Sebelumnya, Aliansi Peduli Nelayan Kerang Dara di Kecamatan Muara Badak kembali memblokade pintu masuk PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) atas dugaan pencemaran lingkungan pada Senin (19/5/2025).

Demonstrasi berjilid-jilid ini dilakukan nelayan untuk mendesak perusahaan agar bisa mengganti kerugian nelayan karena kerang dara mereka mati masal pada Januari 2025.Humas Aksi Peduli Nelayan Kerang Dara Muhammad Yusuf mengatakan, ini aksi lanjutan pasca belum adanya kepastian perusahaan terkait nasib para korban.

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts