TIMUR. Pemkot Bontang masih mengandalkan metode sanitary landfill atau penimbunan dalam pengelolaan sampah untuk mengikuti penilaian Adipura Kencana tahun 2025. Meski teknologi tersebut telah diterapkan sejak 2008 atau sekitar 17 tahun lalu, Pemkot Bontang tetap optimistis mampu mempertahankan prestasi di bidang lingkungan hidup.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyampaikan keyakinannya bahwa Kota Bontang masih memiliki peluang besar meraih Adipura Kencana. Optimisme tersebut disampaikan seiring dengan kehadiran tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup yang dalam beberapa hari terakhir melakukan verifikasi lapangan di sejumlah titik strategis di Bontang.
Salah satu lokasi yang menjadi perhatian tim penilai adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bontang Lestari. TPA ini merupakan satu-satunya lokasi pembuangan akhir sampah di Kota Bontang dan saat ini menampung sekitar 70 ton sampah per hari. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan volume sampah yang masuk ke TPA dibandingkan sebelumnya.
Neni menjelaskan, penurunan volume sampah tidak terlepas dari peran aktif masyarakat melalui bank sampah swadaya. Hingga kini, tercatat sebanyak 431 kelompok bank sampah yang dikelola masyarakat telah berkontribusi dalam upaya pengurangan sampah. Keberadaan bank sampah tersebut mampu mereduksi timbulan sampah harian dari sekitar 100 ton menjadi 70 ton yang dibuang ke TPA.
Meski demikian, Pemkot Bontang mengakui masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah rumah tangga. Menurut Neni, pemilahan sampah antara yang dapat didaur ulang dan yang tidak masih belum dilakukan secara konsisten oleh sebagian warga.
“Kesadaran masyarakat untuk memilah sampah memang masih perlu ditingkatkan. Namun, bank sampah dan TPS3R juga menjadi bagian yang dinilai. Kami tetap optimistis Adipura Kencana dapat diraih kembali,” ujar Neni.
Selain pengelolaan sampah di kawasan permukiman, Pemkot Bontang juga menaruh perhatian khusus pada penanganan sampah di wilayah pesisir. Sampah laut dinilai masih menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani secara berkelanjutan. Saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan pemasangan jaring sampah di sejumlah titik rawan.
Salah satu contoh penanganan dilakukan di kawasan Pasar Taman Rawa Indah, Kelurahan Tanjung Laut Indah, dengan pemasangan jaring sampah sepanjang 20 meter. Langkah tersebut bertujuan menahan sampah agar tidak menyebar ke perairan terbuka.
“Penanganan sudah kami lakukan dan ke depan akan terus ditingkatkan. Tahun depan juga direncanakan ada penambahan jaring sampah di kawasan pesisir,” pungkas Neni.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkot Bontang berharap kinerja pengelolaan lingkungan tetap memenuhi indikator penilaian Adipura Kencana dan mampu mempertahankan reputasi kota sebagai salah satu daerah dengan komitmen tinggi terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>
