TIMUR – Publik dibuat heboh, diduga perbedaan pandangan politik berimbas pada sisi kemanusiaan. Dua makam di Desa Toto Selatan, Kabupaten Bone Bolango Gorontalo, dikabarkan terpaksa dibongkar dan dipindahkan. Dua makam atas nama Masri Dunggio dan Siti Aisyah Hamzah, kakek dan cucu, terpaksa dibongkar keluarganya, Abdul Salam Pomontolo, untuk dipindah ke pemakaman lain. Sabtu (12/1) lalu.
Isak tangis pun mengiringi pemindahan dua kuburan tersebut. Dari penuturan Abdul Salam, awalnya, pemilik lahan atas nama Awano Hasan mengajak keluarga Abdul Salam Pomontolo, memilih calon legislatif berdasarkan arahannya. Namun, Abdusalam beserta keluarga menolak, dengan alasan sudah punya pilihan lain.
Dari situ persoalan memuncak, Awano Hasan yang merupakan pemilik lahan bahkan–kata Abdul Salam–sempat melontarkan kata-kata nan kurang elok.
“Kalau tidak mau ikut (pilihan Awano Hasan) silahkan pindahkan kuburan keluarga kalian yang ada ditanah saya,” ungkap Abdul Salam Pomontolo meniru ucapan Awano Hasan, mengutip Liputan6.com
Pernyataan itu sering dilontarkan Awano. Bahkan satu ketika, Awano sempat mencaci keluarga Abdusalam. Mediasi sempat difasilitasi pemerintah desa setempat, tapi tidak membuahkan hasil. Awano Hasan ngotot agar kedua makam dipindah, dan memblokade pintu masuk menuju kuburan.
“Makanya dua kuburan ini kami pindahkan,” lanjut Abdul.
Kepala Desa Toto Selatan Gorontalo, Taufik Baladraf, membenarkan ada pemindahan dua kuburan. “Iya benar. Kami sudah berusaha melakukan mediasi dan hasilnya kuburan tersebut tetap dipindahkan,” ucap dia.
Selain Pemerintah Desa, Bhabinkamtibmas dan Kepolisian pun berupaya melakukan mediasi kedua belah pihak. Namun tetap tidak membuahkan hasil.
Gubernur Turun Tangan
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, kaget mendengar kabar dua makam yang dibongkar karena perbedaan pandangan politik. Rusli langsung berziarah dan mendatangi dua makam tersebut. Minggu (13/1).
Kedatangan Gubernur sudah ditunggu Sarco Pomontalo (keluarga) bersama masyarakat sekitar. Rusli ingin mengklarifikasi persoalan pemindahan dua makam milik suami dan cucu Sarco tersebut. Camat, Kepala Desa, dan Babinkamtibmas Polsek Kabila juga hadir pada saat itu.
“Saya mengetahui dari media sosial dan televisi. Bahkan dari luar Gorontalo banyak yang tanya, Saya nggak bisa jawab. Makanya saya datang mengklarifikasi duduk perkaranya,” ungkap Rusli.
Gubernur meminta persoalan tersebut tidak dibesar-besarkan. Apalagi dari penjelasan yang diterima, Rusli memastikan tidak ada kaitan dengan politik. Tapu hanya konflik keluarga.
Masyarakat juga diminta untuk bijak menggunakan media sosial, dan menanggapi setiap kabar dengan baik. Rusli mengaku malu. Ia prihatin atas peristiwa tersebut.
Dirinya pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas peristiwa tersebut, dan meluruskan pemberitaan yang beredar.
“Dilihat dari cerita (warga setempat), tidak ada hubunganya dengan partai. Mungkin salah paham,” kata Rusli mengutip Antara.
Disebutkan Rusli, sengketa lahan pekuburan antar keluarga sudah dua kali terjadi di Gorontalo. Sekira dua bulan lalu, pun terjadi di Gorontalo Utara.
Makanya Gubernur berencana, mempercepat proses pembebasan lahan untuk dijadikan lahan pekuburan umum bagi warga. Diantaranya lahan pekuburan di Kota Barat Sipatana, dan Kecamatan Tapa.
“Tinggal dipagar dan kita umumkan kepada masyarakat. Kami (pemerintah) juga siapkan mobil jenazahnya,” tutur orang nomor satu di Gorontalo tersebut.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>