TIMUR. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur terus berupaya melestarikan dan memperkenalkan olahraga tradisional kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan.
Salah satunya adalah Festival Olahraga Tradisional yang diselenggarakan setiap tahun genap, yang mengangkat kekayaan olahraga tradisional daerah sebagai bagian dari identitas budaya.
Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional serta Layanan Khusus Dispora Kaltim, Thomas Alva Edison, menjelaskan festival ini bertujuan untuk menggali dan memperkenalkan olahraga tradisional dari berbagai daerah.
“Festival olahraga tradisional ini diselenggarakan setiap tahun genap, dimana kegiatan ini menyatu atau mengangkat olahraga tradisional asli dari daerah masing-masing,” ujar Thomas.
Acara ini memiliki mekanisme seleksi ketat, di mana setiap tahun Dispora Kaltim akan mengadakan seleksi untuk memilih tim yang akan mewakili Provinsi dalam festival ini.
“Setiap tahun genap, kita mengadakan seleksi untuk memilih satu tim dari 10 Kabupaten/Kota yang akan dikirim ke tingkat nasional,” tambahnya.
Pada tahun sebelumnya, tim Kalimantan Timur berhasil mengirimkan delegasi ke Parigi Moutong, Sulawesi Tenggara, untuk mengikuti festival ini. Sementara tahun ini festival olahraga tradisional akan mempertandingkan lima jenis, yaitu Anu Adam (asinaga), bakiak (terompah), egrang, gasing dan sumpit.
Menurut Thomas, jenis olahraga yang dipertandingkan pada 2023 dan 2025 akan sama, meskipun setiap tahun jenis olahraga yang dipertandingkan berganti.
“Pada 2023, olahraganya Anu Adam, bakiak, egrang, gasing dan sumpit. Ini juga akan menjadi jenis olahraga yang dipertandingkan pada tahun 2025,” jelasnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa festival olahraga tradisional ini bukanlah pertandingan yang mempertandingkan cabang olahraga secara biasa.
“Kegiatan ini menampilkan olahraga tradisional dalam bentuk kreasi tari, di mana gerakan-gerakan dalam tariannya mengandung unsur olahraga yang aktif,” kata Thomas.
Thomas menegaskan, festival olahraga tradisional diadakan untuk menunjukkan betapa kayanya warisan budaya olahraga yang dimiliki daerah, dan sekaligus wadah bagi kreativitas masyarakat.
“Melalui festival ini, kami ingin memperkenalkan olahraga tradisional yang dapat menjadi aset daerah, sekaligus Indonesia. Kegiatan ini juga ajang untuk mempromosikan dan melestarikan olahraga tradisional agar tidak terlupakan,” lanjut Thomas.
Kegiatan ini juga menandai adanya perkembangan dalam pembinaan, serta sosialisasi olahraga di Kalimantan Timur. Harapannya, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berolahraga serta menjaga dan merayakan kekayaan budaya Indonesia. (ADV)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>