Jadi Kawasan Wisata Ekologi, Berebas Pantai Hadirkan Taman Mangrove

TIMUR. Taman Mangrove Berebas Pantai menjadi tempat kegiatan penanaman mangrove dalam rangka Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan DAS & Kampung Hijau Sejahtera, Rabu (6/8/2019) pagi.

Read More

Kegiatan ini dihelat serentak di 12 provinsi di Indonesia. Dengan pusat kegiatan tingkat nasional di Kota Batam, Kepulauan Riau. Sementara di tingkat provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dipusatkan di Kota Bontang.

Dalam sambutannya, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni menyampaikan manfaatkan pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan. Yakni untuk penyerapan dan penyimpanan karbon. Selain melindungi daerah pesisir dari abrasi, tanaman mangrove mampu menyerap emisi yang terlepas dari lautan dan udara.

Selain itu, ia menceritakan upaya Pemkot Bontang mengubah wajah pesisir Berebas Pantai. Dari awalnya hanya kawasan kumuh, dengan pesisirnya diisi beberapa pohon bakau. Perlahan diubah wajahnya menjadi destinasi wisata kuliner, serta wisata ekologi (hutan magrove).

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Kehutanan Kaltim, Amrullah menyampaikan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK).

Dia katakan, Indonesia dikaruniai ekosistem mangrove terluas dan memiliki tipe mangrove terlengkap di dunia. Luas mangrove di Indonesia saat ini 3,5 juta ha, ekosistem mangrove dengan kondisi baik dan sedang seluas 1,8 juta Ha (51%), sedangkan yang mengalami degradasi mencapai 1,7 juta Ha (49%). Provinsi Sulawesi Utara menurut Peta One Map Mangrove Nasional Tahun 2017 mempunyai luas mangrove 11.434 Ha yang tersebar di 12 Kabupaten dan dua Kota.

Kementerian LHK sangat menaruh perhatian akan kelestarian ekosistem mangrove ini, dikarenakan banyaknya fungsi/manfaat dari suatu ekositem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan pantai, antara lain; pelindung erosi dan abrasi air laut; penyangga dan pencegah intrusi air laut; tempat berlindung atau berkembangbiaknya berbagai jenis fauna dan biota laut; sumber pendapatan masyarakat (ekowisata, pemanfaatan kayu dan non kayu), dan sebagai mitigasi bencana.

Hasil penelitian bahwa lebar tanaman mangrove 100 meter dengan ketinggian akar 30 cm sampai satu meter dapat mereduksi besarnya gelombang tsunami 90%. Mangrove juga memiliki kemampuan menyerap emisi GRK lima kali lebih baik dari tanaman hutan lainnya sehingga ekosistem mangrove perlu tetap terus dipertahankan sebagai bagian dari upaya kita untuk menangani masalah lingkungan.

Lebih jauh, KemenLHK sampaikan terima kasih kepada Ibu Negara Iriana Joko Widodo serta pengurus OASE Kabinet Kerja yang telah berinisiatif dan menyiapkan program ini dengan baik.

Melalui momentum Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2019 ia mengajak publik semangat menanam mangrove. Mengingat manfaatnya yang begitu besar. Perlu peran serta seluruh elemen bangsa untuk bahu-membahu memberikan kontribusi dalam rehabilitasi dan pelestarian hutan mangrove.

“Kami mengajak semua pihak termasuk masyarakat untuk bersama-sama kita menjaga mangrove. Save Our Mangrove,” pungkasnya.

Sementara, kepada awak media, Amrullah menambahkan, dipilihnya Bontang sebagai lokasi Gerakan Nasional Peduli Mangrove di Kaltim, lantaran 70 persen wilayah Bontang didominasi laut. Selain itu, Pemkot Bontang dinilai cukup berkomitmen dalam melestarikan ekosistem hutan mangrove.(fit)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts