TIMUR – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang, Achmad Suharto ‘menantang’ mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi (Stitek) berinovasi dengan belajar membuat aplikasi atau software. Tantangan itu disampaikan saat membuka Basic Study Skill mahasiswa Stitek di Auditorium 3D Bontang Baru, Jumat 14 September 2018 pagi.
Saat menyampaikan sambutan, Suharto, mengajak mahasiswa Stitek untuk bekerja sama mengembangkan teknik informasi yang khusus untuk kota Bontang. Nantinya Dinas Pendidikan akan mengembangkan aplikasi tersebut. Idenya dia harapkan datang dari mahasiswa tersebut.
“Saya sangat senang kalau ada kegiatan mahasiswa seperti ini, karena, meski salah satu kesulitan yang dihadapi sekarang adalah SLTA dan perguruan tinggi itu masuk dalam wewenang Provinsi, namun tidak menutup kemungkinan Dinas Pendidikan Bontang tetap bekerja sama dengan mahasiswa untuk mengembangkan inovasi teknologi baru,” katanya dihadapan Ketua Yayasan Stitek, dosen, dan seluruh mahasiswa baru tahun ajaran 2018/2019.
Dalam kesempatan itu Suharto mengungkapkan keinginannya agar mahasiswa sesekali melakukan kegiatan perlombaan untuk membuat aplikasi. Suharto mengatakan kalau mahasiswa Bontang khususnya mahasiswa Stitek mampu menciptakan aplikasi sendiri, maka itu hal yang sangat membantu bagi pemerintah untuk mengembangkan sistem informasi berbasis teknologi di kota Bontang.
“Saya berharap kedepannya mahasiswa Stitek, sudah mampu mengembangkan dan membuat aplikasi sendiri. Karena selama ini kita masih selalu membeli aplikasi dari luar dan itu pun membutuhkan biaya yang lumayan tinggi,” ungkap Suharto.
Untuk diketahui, kondisi pendapatan daerah yang menunjukan tren positif membuat anggaran di sejumlah Organiasi Perangkat Daerah (OPD) meningkat. Lonjakan belanja paling tinggi terjadi di OPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
Untuk tahun anggaran 2019 alokasi anggaran belanja untuk dinas ini sebesar Rp 199 miliar lebih. Jumlah ini alami peningkatan lebih dua kali lipat dari RAPBD 2018 lalu. Pada 2018 alokasi anggaran untuk OPD yang menaungi urusan pendidikan ini hanya Rp 76 miliar.
“Kami akan membantu pengembangan aplikasi yang dibuat oleh para mahasiswa ini. Kami menunggu,” kata Suharto. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>