TIMUR. Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang (STTIB) gelar wisuda ke-IV jenjang strata 1, jurusan Teknik Kimia dan Teknik Mesin di Grand Hotel Equator, Sabtu (15/2/2020) pagi. Sebanyak 32 alumni perguruan tinggi dibawah Yayasan Pembinaan Islam Al-Ikhlas (Yabis) itu pun, siap menyongsong era Revolusi Industri 4.0, dengan mengimplementasikan terapan ilmu di masa kuliah sesuai bidang profesi masing-masing
Ketua STTI Bontang Drs. Irianto, M.Pd, saat membuka rapat senat para wisudawan berpesan, sarjana bukan hanya dinilai dari gelar yang disandang, tetapi juga cara berpikir dan cara bertindak yang cermat dan teliti. Selain itu, wisudawan yang sebagian besar sudah berstatus pekerja pun diharap mampu mengabdikan diri, untuk mengembangkan ilmu selama kuliah di tengah masyarakat.
“Lebih dari 90 persen mahasiswa kami adalah pekerja dan jam kuliah juga disesuaikan dengan waktu bekerja. Mulai dari pukul 17.00 sampai 22.00,” ujar Irianto.
Dirinya menyebut era revolusi industri 4.0 amat berpengaruh terhadap karakterisktik pekerjaan, serta berdampak dengan hilangnya puluhan ribu pekerjaan konvensional akibat persaingan dan sistem global. Akan tetapi dipastikan juga era ini mampu memunculkan dua kali lipat pekerjaan baru.
Sejalan dengan itu, revolusi industri 4.0 juga menjadi tantangan bagi STTIB, untuk mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan masa kini. Apalagi era Industri 4.0 kata dia, integrasi pemanfaatan teknologi begitu canggih dan masif sehingga mempengaruhi perilaku dunia usaha maupun industri.
Begitu pula perilaku masyarakat dan konsumen khususnya dunia pendidikan dan teknologi, harus mampu mengembangkan strategi transformasi bidang industri. Utamanya meningkatkan kapasitas SDM yang berkompeten di bidangnya.
STTIB juga berusaha melahirkan kebijakan strategis dalam berbagai aspek, mulai dari kelembagaan, sumberdaya hingga tata kelola. Sebab STTIB merasa memiliki kewajiban pengelolaan data kampus dan informasi, yang harus tersampaikan dengan baik bagi pendidik maupun yang dididik.
“Kami sangat berharap perusahaan yang ada di Bontang mendukung penelitian mahasiswa dan dosen kami,” ucap Irianto.
Senada Ketua Umum YABIS Muslim Arsyad, mengimbau para wisudawan dan civitas akademika untuk selalu mengemban visi dan misi keilmuan yang merupakan hidayah Allah SWT. Apalagi keberadaan YABIS bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bergerak dalam lingkup pendidikan mulai jenjang terendah hingga paling tinggi.
Muslim Arsyad pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat, yang telah ikut berperan mensukseskan dunia pendidikan di Kota Bontang, khususnya Pemerintah Daerah yang telah memberi ruang bagi YABIS untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
Untaian terima kasih juga disampaikan bagi seluruh orangtua yang telah mempercayakan STTIB sebagai tempat menimba ilmu, karena yang didapat selama masa perkuliahan merupakan modal dasar bagi wisudawan untuk hasil yang lebih baik kedepannya.
“Teruslah pro aktif dan jangan terbatas hanya diperkuliahan saja. Dengan ilmu yang sudah didapat, amalkan agar bermanfaat bagi orang banyak. Dengan bertambahnya ilmu, maka aqidah dan akhlak pun semakin baik dengan mendapat kehormatan serta meningkat derajatnya. Namun tak kalah penting juga silaturahmi harus terus berlanjut,” pesan Muslim Arsyad.
Hadir Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, serta Ketua LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, Prof.Dr Udiansyah MS. Dikatakan Wali Kota Neni, meningkatnya index pembangunan manusia (IPM) di Kota Bontang tak luput dari peran semua pihak yang turut membangun dunia pendidikan di Bontang.
Untuk menyambut masa depan Kota Bontang yang lebih cerah, semua pihak terkait bidang pendidikan harus menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai visi dan misi Pemkot Bontang. Neni pun meminta 32 wisudawan dan wisudawati dapat memberikan kontribusi terbaik untuk pembangunan Kota Bontang.
“Mudah-mudahan nantinya yang diwisuda menjadi wisudawan dan wisudawati yang istiqomah dalam menjalani tugasnya. Sarjana Mesin dan Sarjana Kimia kedepan harus punya andil dalam proses pembangunan Bontang. Kita tekankan apabila perusahaan membuka lowongan kerja, 75 persen harus berasal dari Kota Bontang,” tutur Neni.
Meski ada perusahaan yang tengah mengalami penurunan produksi, namun harus tetap beroperasi secara berkelanjutan. Maka semua pihak diminta saling bersinergi mempersiapkan tumbuh kembangnya industri hilir dan hulu, serta sektor pariwisata berbasis maritim sebagai tulang punggung pembangunan Bontang selanjutnya.
“Kita membutuhkan pemikiran generasi muda yang aktual terhadap proses pembangunan, sebab teknlogi sudah dalam genggaman. Apapun bisa dilakukan jika ilmu yang dimiliki bisa terus dikembangkan,” pesan Neni.
Sidang senat terbuka dalam rangka wisuda sarjana kali ini turut diisi seminar ilmiah bertajuk “Perguruan Tinggi Beradaptasi atau Punah”, dibawakan Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Sulawesi Selatan, Zakir Sabara. (win)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>