Terakhir, Evaluasi pelaksanaan, sebuah Perusda harus terus menerus mendapatkan pengawasan dari pemerintah (pihak eksekutif maupun legislatif), sebagai bukti pertanggungjawaban kita terhadap penggunaan uang rakyat.
Tentu dalam setiap usaha selalu ada resiko, walaupun telah ada risk mitigation dan manajemen resiko, namun tetap saja banyak hal (ekonomi makro maupun mikro di luar kendali kita) yang sangat mungkin muncul dalam perjalanan. Inilah pentingnya evaluasi, jika ada masalah maka pemerintah bersama-sama harus “turun tangan”, mencari solusi dan pada akhirnya harus memutuskan untuk melanjutkan atau menutup Perusda tersebut.
Jadi, rasanya sangat menggangu dan tidak bertanggung jawab jika ada Perusda yang sudah bertahun-tahun merugi tanpa ada kejelasan, setiap tahun menerima gelontoran dana APBD, namun tetap dipertahankan. Jika terus-menerus menjadi cost center, lalu kapan akan jadi profit center?
Rasanya tidak akan kita temukan seorang yang tetap mempertahankan usahanya jika terus-menerus didera kerugian, pilihan yang dimiliki adalah melakukan perbaikan-perbaikan atau menutup usahanya.
Perusda, cost center atau profit center?
Semoga tulisan ini bisa “mengelitik” semua stake holder yang ada di pemerintahan untuk duduk bersama, memikirkan apakah perusda-perusda yang kita miliki saat ini sudah menjadi profit center dan bukan sebagai cost center yang justru membebani APBD setiap tahunnya dan pada akhirnya bisa memberi keputusan terbaik sebagai bukti “amanah” yang pernah kita janjikan kepada rakyat sebagai pemegang mandat tertinggi di bangsa dan negara kita, Indonesia. (***)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>