TIMUR – Upaya Perusahaan Terbatas (PT) Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator wilayah kerja Mahakam terus meningkatkan produksi Minyak dan Gas (Migas) baik di Hulu maupun lepas pantai. Salah satunya yakni, membangun sinergi dengan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) yang berkonsorsium dengan PT Peteka Karya Samudera (PTS) melalui kerjasama penyediaan jasa pendukung logistik lepas pantai, dalam sebuah acara penandatanganan kontrak kerjasama, bertempat di kantor pusat PHM di Jakarta, Jumat, 11 Januari 2019.
Penandatangan kontrak kerjasama ini dilakukan antara lain General Manager PHM, John Anis. Selain itu juga turut pula Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental, Giri Santoso, serta Direktur Utama PT Petaka Karya Samudera, Yulius Sinaga.
Kegiatan itu juga disaksikan Kepala Divisi Pengelolaan dan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas, Erwin Suryadi. Lalu hadir pula Direktur Development and Production PT Pertamina Hulu Indonesia atau PHI (selaku induk perusahaan dari PHM), Eko Agus Sardjono. Acara ini juga dihadiri jajaran manajemen PT Pertamina (Persero), PHI, PTK dan PTS dan tamu undangan.
Dalam rilisnya General Manager PHM John Anis mengatakan dalam sambutannya, bahwa kerjasama ini selain untuk mendukung kegiatan operasi pengeboran lepas pantai PHM di wilayah kerja Mahakam, sebagian dari perwujudan sinergi berbagai anak perusahaan PT Pertamina (konsorsium PTK dan PTS).
Selain itu, Jhon Anis menambahkan, kontrak kerjasama ini disebutnya dapat mengurangi total biaya kepemilikan (total cost ownership) dari dukungan logistik pengeboran lepas pantai, sehingga dapat menghasilkan biaya operasi yang lebih efisien.
“Kerjasama ini adalah momen penting untuk membuka berbagai bentuk sinergi dengan anak usaha PHI lainnya seperti PT Pertamina Hulu Sanga Sanga dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur di bidang dukungan logistik,” ucap John Anis mengatakan.
Sinergi yang diatur dalam kontrak tersebut mencakup pengadaan Offshore Drilling Support Base bagi PHM utamanya konsorsium PTK-PTS, yang meliputi penyediaan dukungan logistik untuk kegiatan pengeboran lepas pantai termasuk untuk transportasi, handling, lifting, pergudangan dan penyimpanan berbagai perlengkapan dan material (termasuk milik perusahaan-perusahaan mitra kerja PHM, Red). Untuk itu konsorsium PTK-PTS akan menyediakan tubular yard area, transit area, jetty, pergudangan dan perkantoran.
Selain itu terdapat fasilitas pengelolaan lingkungan yaitu AMDAL, IPAL dan sebagainya. Pun peralatan heavy lifting dan berbagai jasa pendukung lainnya yakni, akomodasi personil, klinik, pengamanan, pemeliharaan dan lain lainnya.
“Nilai kontrak kerjasama ini adalah Rp 109,6 miliar dan berlaku selama 20 bulan,”imbuh Jhon Anis.
Sebagaimana diketahui lapangan-lapangan minyak dan berbagai fasilitas produksi di wilayah kerja Mahakam sebagian besar berada di lepas pantai mau pun rawa-rawa di Delta Mahakam, dengan begitu mengoperasikan kapal-kapal pendukung akan semakin sanggup beroperasi dalam jumlah besar, termasuk rig-rig pengeboran lepas pantai dan rawa (jack up rig dan swamp barge rig).
Sekedar informasi, pada 2018 PHM melakukan lifting sebanyak 15,7 juta barel likuid (minyak dan kondensat) serta 65 standard cargo LNG (45 persen tujuan ekspor, dan 55 persen tujuan domestik).
“PHM juga memasok 65 persen gas pipa untuk Kalimantan Timur yang mencapai 275 MMscfd,” sambungnya. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>