TIMUR. Kasus stunting di Bontang memasuki semester kedua makin memburuk. Setelah sempat turun menjadi 18 persen pada Juli lalu.
Tingkat prevalansi stunting kembali meningkat menjadi 20,6 persen sesuai data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Agustus 2024.
Dinas Kesehatan berdalih peningkatan angka stunting di Bontang karena partisipasi ke posyandu masyarakat rendah. Dari total 16.226 balita di Bontang, hanya separuh saja aktif partisipasi ke Posyandu.
Kabar itu disampaikan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Bontang, Bambang Sri Mulyono pada agenda publikasi data stunting yang digelar pada Kamis (3/10/2024) di Pendopo Rujab Wali Kota.
Dalam pemaparannya, Bambang mengatakan data itu berdasarkan jumlah partisipasi datang ke Posyandu senilai 59,6 persen atau sebanyak 7.055 anak.
Padahal di Bontang sendiri tercatat ada 16.226 balita yang harus di intervensi untuk mencegah stunting. Tetapi Pemkot Bontang menilai rendahnya partisipasi ini yang menyebabkan angka prevalensi cenderung naik.
“Data itu per Agustus 2024. Tapi baru kelihatan per (2/10) kemarin. Jadi angka stunting Bontang masih berada presentase 20,6 persen,” ucap Bambang dalam paparannya.
Dinkes Bontang juga membeberkan angka stunting tertinggi berada di Kelurahan Bontang Lestari dengan prevalensi 35 persen. Dari total 431 data Balita. Total balita yang terdiagnosis stunting ada 166 anak.
Kemudian disusul Kelurahan Berbas Pantai dengan angka prevalensi stunting 27,5 persen. Tercatat ada 112 anak stunting dari total balita sebanyak 929 orang. Sementara yang baru ditimbang hanya 407 balita.
Diperingkat ketiga angka stunting tinggi yaitu Kelurahan Tanjung Laut Indah dengan angka prevalensi 27,2 persen. Sementara terdata anak stunting sejumlah 122 balita. Dari total balita yang tercatat 1.295 orang baru ditimbang sebanyak 448 anak.
Peringkat keempat, yaitu Kelurahan Berebas Tengah dengan prevalensi 25,5 persen. Total anak stunting sebanyak 148 orang dari seluruh jumlah Balita sebanyak 1.499 anak. Sedangkan yang baru ditimbang 585 balita.
Peringkat kelima berada di Kelurahan Guntung. Dengan total prevalensi angka stunting sebanyak 24,5 persen. Tercatat ada 107 anak balita stunting. Dari jumlah sasaran balita 456 orang. Baru ditimbang sebanyak 436 anak balita.
“Kita lihat trennya yang tertinggi justru di wilayah pesisir. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kita menjelang akhir tahun 2024,” tuturnya.
Dikesempatan yang sama Asisten II Pemkot Bontang Lukman, menuturkan isu stunting harus menjadi tugas bersama.
Seluruh OPD diinstruksikan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Seperti misalnya memastikan sasaran ooerasi timbang menjadi 100 persen. Setelah itu memastikan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berjalan.
“Harus serius. Apalagi kita kemarin sempat mendapatkan penghargaan penanganan terendah dari Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik berdasarkan Survei Kesehatan Indonesi (SKI),” terang Lukman.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>