Program Pendidikan ala Neni Moerniaeni, Kartu Bontang Pintar hingga Satu Sarjana Tiap Keluarga Miskin

Neni Moerniaeni bersama siswa siswi Kota Bontang (ist)

TIMUR. Neni Moerniaeni tawarkan sejumlah program dalam memajukan pendidikan di Kota Bontang. Neni yang memastikan kembali berkontestasi di Pilkada tahun ini, menawarkan program Kartu Bontang Pintar (KBP).

Read More

Kartu ini akan dipegang setiap pelajar seluruh Bontang mulai tingkat Sekolah Dasar, menengah hingga SMA Sederajat.

Seluruh pelajar di Bontang akan menerima insentif Rp 1 juta setiap tahunnya, bersumber dari APBD Bontang. Dengan alokasi 20 persen dari APBD untuk pendidikan atau setara Rp 500 miliar pemerintah kata Neni, bisa mewujudkan program ini.

“Dengan jumlah 39 ribu pelajar se-Kota Bontang, pemerintah hanya membutuhkan Rp 30,9 miliar untuk memenuhi program itu,” ucap Neni kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).

Jika melihat realisasi sebelumnya, kepemimpinan Neni Moerniaeni periode 2015 – 2019, sejumlah inovasi di bidang pendidikan sudah dilakukan. Misal pembagian baju seragam, tas dan sepatu sekolah. Dan di Pilkada ini Mantan Ketua Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Bontang kembali menawarkan ide baru di dunia pendidikan.

“Saya punya cita-cita menciptakan SDM di Bontang yang unggul. Investasi jangka panjang ini Insya Allah saya tunaikan,” ungkap Neni.

Alokasi anggaran yang besar di sektor pendidikan akan dimaksimalkan. Kewajiban belanja daerah 20 persen dari APBD Bontang atau setara Rp 500 miliar lebih tersebut bakal digelontorkan ke sejumlah program pendidikan yang tepat sasaran.

Di periode sebelumnya, Neni mengaku dengan keterbatasan anggaran daerah kala itu pemerintah tetap meningkatkan insentif tenaga pendidik. Dengan kondisi keuangan hari ini, program-program inovasinya sangat mungkin dilakukan.

Selain Kartu Bontang Pintar, Neni juga akan mencetuskan anggaran beasiswa untuk mahasiswa, ASN, tenaga kesehatan, dosen dan guru. Dia menyadari pendidikan yang bermutu dihasilkan dari para tenaga pendidik yang berkualitas.

“Kita tambah juga insentif guru swasta,” ungkapnya.

Di periode sebelumnya, Neni mengaku dengan keterbatasan anggaran daerah kala itu pemerintah tetap meningkatkan insentif tenaga pendidik. Dengan kondisi keuangan hari ini, program-program inovasinya sangat mungkin dilakukan.

Tak berhenti di situ, Neni juga menciptakan inovasi beasiswa sarjana dari kelompok warga miskin. Satu orang dari warga miskin akan ditanggung APBD hingga menjadi sarjana. Dengan kata lain, tak ada lagi alasan biaya yang menghalangi anak-anak Bontang menempuh pendidikan tinggi.

“Kalau waktu saya mimpin APBD Bontang hanya Rp900 Miliar. Uang terbatas. Kalau sekarang dengan APBD melimpah pasti bisa dilakukan. Ini untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan,” pungkasnya.(*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts