TIMUR. Hilirisasi petrokimia berbasis renewable resources, menjadi salah satu strategi yang dijalankan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) untuk keberlanjutan, sesuai roadmap pertumbuhan perusahaan dalam 40 tahun ke depan.
Mengingat posisinya sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia di tanah air, Pupuk Kaltim berinisiatif memulai strategi hilirisasi di industri petrokimia guna mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Strategi ini sejalan dengan target pemerintah untuk membangun energi dan industri Indonesia yang lebih mandiri.
Berfokus pada produk bernilai tambah yang dihasilkan dari ekses produksi pupuk, Pupuk Kaltim berinovasi dengan mengembangkan komoditas amonium nitrat, melalui anak usahanya PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN). Ini merupakan perusahaan patungan dengan PT Dahana Investama Corp (anak perusahaan Dahana), yang telah melakukan penandatanganan kontrak pada Desember 2019 untuk pembangunan pabrik amonium nitrat berkapasitas 75.000 MTPY di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur yang ditarget selesai pada awal 2023.
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta, mengatakan dalam prosesnya Pupuk Kaltim melihat bahwa di tahun 2024 permintaan amonium nitrat diperkirakan naik hingga 221.441 ton. Guna menjawab tantangan tersebut, pembangunan pabrik KAN diharap mampu memenuhi kebutuhan amonium nitrat dalam negeri sebagai upaya substitusi impor, sekaligus diversifikasi usaha dari strategi utama Pupuk Kaltim yang berfokus pada pemberian nilai tambah produk.
“Semua ini kami lakukan sebagai usaha mewujudkan ketahanan produk petrokimia dalam negeri, dengan membantu mengurangi impor amonium nitrat,” ujar Hanggara, saat Media Briefing via daring, Selasa (25/10/2022).
Menurut dia, dengan menerapkan praktik ekonomi sirkular, Pupuk Kaltim akan berusaha mengoptimalkan potensi ekses amoniak yang tidak dikonversi ke urea, untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah seperti amonium nitrat.
Pembangunan pabrik amonium nitrat menjadi strategi keberlanjutan yang dilakukan Pupuk Kaltim, dengan menerapkan inovasi dalam peningkatan nilai tambah komoditas, menciptakan lapangan kerja lebih banyak, serta meningkatkan nilai peluang usaha di dalam negeri.
“Kami berharap pengembangan amonium nitrat dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik di masa datang,” tandas Hanggara.
Direktur Utama PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) Dormatua Siahaan, mengungkapkan dari segi operasional, proyek ini nantinya akan beroperasi secara komersial di tahun 2023. Produksi amonium nitrat Pupuk Kaltim berkapasitas 75.000 MTPY, dan diperkirakan dapat memenuhi sekira 12 persen kapasitas amonium nitrat lokal.
Untuk bisa memenuhi target tersebut, pihaknya telah menyiapkan pabrik yang akan beroperasi dengan dukungan teknologi tinggi yang aman dan ramah lingkungan. Serta memiliki standar operasional pabrik kelas dunia berlisensi Sedin-Hallifeng.
“Teknologi yang kami terapkan di pabrik ini pun bertujuan untuk bisa mencapai net zero carbon emission di tahun 2050. Selain itu, pabrik KAN juga didukung sumber daya manusia dengan kemampuan mengoperasikan teknologi termutakhir,” papar Dormatua Siahaan.
Senada, SVP Pengembangan Pupuk Kaltim Indardi, menyebut langkah perusahaan mengembangkan produksi amonium nitrat melihat fungsi dan kegunaan bahan kimia tersebut memiliki nilai tambah sangat potensial. Meski nilai impor untuk suplai amonium nitrat masih sangat tinggi, namun kehadiran PT KAN diharap bisa mengurangi hal tersebut dengan mengoptimalkan fungsi amonium nitrat di berbagai sektor.
“Dari pembangunan pabrik amonium nitrat ini, Pupuk Kaltim akan semakin memperluas bidang industri yang mumpuni, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui pengembangan produk turunan,” terang Indardi.
Kegunaan amonium nitrat pun sangat luas, seperti di sektor pertanian yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen untuk pupuk yang dapat menyuburkan tanah. Selain itu, amonium nitrat juga dibutuhkan industri pertambangan dan infrastruktur sehingga memiliki nilai tambah tinggi dan mampu memberi dampak ganda bagi ekonomi Indonesia.
“Melalui pabrik amonium nitrat, Pupuk Kaltim juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, melalui penciptaan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lokal untuk operasional pabrik sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan,” pungkas Indardi. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>