TIMUR. Anggaran Rp 1 juta per tahun untuk biaya operasional dan BBM motor RT dinilai terlalu kecil.
Ketua RT 32 Kelurahan Api-Api Edi Susanto menilai anggaran itu bahkan jika di bagi 12 artinya setiap bulan hanya senilai Rp 83 ribu itu dibagi untuk mengganti oli dan membeli BBM non subsidi.
Belum lagi ditengah harga BBM non subsidi pertamax saat ini dibeli dengan harga Rp 13.600 per liternya. Ditambah lagi dengan biaya ganti oli setiap bulan misalnya berkisar Rp 60 ribuan.
“Angkanya kecil betul kalau segitu. Kita RT ini kan mobilitas pelayanan juga cukup banyak. Karena tidak mengenal waktu baik pagi, siang dan malam. Kalau bisa dinaikkan lah,” kata Edi kepada Klik Kaltim (Timur Media Grup).
Tanggapan serupa juga datang dari Ketua RT 02 Kelurahan Bontang Baru Adham. Dia mengusulkan agar anggaran bisa ditambah mencapai Rp 2,5 juta per tahunnya.
Angka itu dinilai realistis dengan kebutuhan yang memang menjadi rutinitas perawatan motor. Yang terpenting janji Pemkot Bontang untuk merealisasika motor RT bisa segera ditunaikan.
“Ditambah lah harusnya Rp 2,5 juta. Kita sudah menunggu hampir 1 tahun motornya juga belum ada sampai sekarang,” tutur Adham.
Tidak hanya dua RT di atas. Klik Kaltim juga mengkonfirmasi Ketua RT 23 Kelurahan Guntung Herianto. Kata dia motor itu nantinya akan digunakan sebagai kendaraan operasional yang setiap waktu sangat padat.
Paling tidak membutuhkan hitung-hitungan yang pas setiap minggunya membeli BBM. Menurutnya motor RT itu nantinya menggunakan plat merah. Artinya BBM yang harus dibeli ialah non subsidi alias Pertamax.
“Sebenarnya kita sih bersyukur aja kalau ada biaya operasional dan BBM. Tapi kalau Rp 1 juta apakah cukup. Coba ditimbang lagi untuk dinaikkan,” terang Herianto.
Sebelumnya, Pemkot Bontang akan mengalokasikan anggaran hampir Rp 500 juta untuk biaya BBM dan perawatan motor gratis bagi Ketua RT. Anggaran itu diperuntukkan untuk perawatan selama 1 tahun.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Bontang Amiruddin mengatakan, anggaran perawatan dimasukkan di dalam anggaran Stimulan RT.
Nilai tersebut sudah sesuai aturan yang berlaku. Didalam alokasi biaya operasional itu digunakan agar kondisi motor RT terus terawat dengan baik.
“Sudah ada biaya operasional Rp 1 juta. Dia masuk di anggaran kelurahan khususnya di Stimulan RT. Jadi motor itu bisa terus dirawat,” kata Amiruddin.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>