TIMUR. Tumbuhkan geliat seni melalui ajang kreatif, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali menghadirkan panggung Seni Sana Sini 2025, dalam rangkaian peringatan HUT ke-48 Perusahaan. Kegiatan berlangsung selama tiga hari di Ballroom Hotel Equator, diawali Jumat (31/10/2025) malam.
Pada hari pertama gelaran, agenda tahunan ini kembali mendapatkan antusias tinggi pelaku seni hingga masyarakat Bontang. Ballroom hotel malam itu berubah sepenuhnya menjadi panggung kesenian yang menampilkan kolaborasi visual, pertunjukan, serta pameran yang menghadirkan keragaman budaya Nusantara.
Di satu sudut ruangan terpajang puluhan lukisan dengan tema alam, lingkungan pesisir, dan dinamika kehidupan masyarakat pesisir Bontang. Pada bagian lain, panggung kecil menampilkan pertunjukan standup comedy hingga tari tradisional. Salah satu area yang paling menarik perhatian adalah ruang virtual reality bertema pabrik, yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman berada di lingkungan pabrik Pupuk Kaltim melalui simulasi visual imersif yang modern.
Selain itu, halaman Hotel Equator juga dimanfaatkan sebagai ruang bagi UMKM lokal untuk mempromosikan produk makanan, kerajinan, hingga fesyen khas daerah. Suasana yang tercipta begitu hangat dan meriah, menjadikan kegiatan ini bukan sekadar ajang seni, tapi ruang pertemuan ekonomi kreatif yang mempertemukan pengunjung, pelaku usaha, serta komunitas.
Tahun ini, Seni Sana Sini mengusung tema “Essence of Earth”, sebuah konsep yang menggali esensi kehidupan dari bumi, serta harmoni hubungan manusia dengan alam. Tema tersebut dihadirkan melalui dekorasi, karya seni, tata cahaya, serta performa yang mengekspresikan hubungan manusia dengan lingkungan.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Gusrizal, mangatakan Seni Sana Sini 2025 bukan sekadar pertunjukan, melainkan ruang penting bagi pelestarian nilai budaya dan pengembangan kreativitas masyarakat. Hal ini mengingat kreativitas bermula dari rasa syukur terhadap bumi, yang menjadi penopang kehidupan. Pupuk Kaltim ingin membawa pesan bahwa keberlanjutan industri harus sejalan dengan pelestarian budaya dan kearifan lokal.
“Sebagai perusahaan yang bertumpu pada unsur tanah, air dan alam, Pupuk Kaltim ingin menunjukkan bahwa industri dan seni bisa berpadu menjadi narasi yang menggugah,” ujar Gusrizal.
Dia mengatakan seni memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat, serta membentuk kedekatan emosional antara perusahaan dan publik. Untuk itu, kreativitas tidak boleh terkikis oleh perkembangan zaman, dan perusahaan memiliki peran penting untuk menjaga ruang tersebut tetap hidup.
Dan melalui Seni Sana Sini, menjadi ruang bagi seniman lokal untuk regenerasi pelaku seni muda Bontang dalam menunjukkan karya terbaik. “Kami ingin kegiatan ini menjadi pengingat bahwa kreativitas selalu membutuhkan ruang untuk tumbuh. Dan tugas kita adalah memastikan ruang itu tidak pernah hilang,” lanjut Gusrizal.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, yang hadir dalam pembukaan kegiatan, memberikan apresiasi penyelenggaraan Seni Sana Sini 2025. Dia menilai kegiatan ini menggambarkan hubungan erat antara dunia industri dan budaya. Menurutnya, perusahaan memiliki kewajiban moral untuk tidak hanya membangun pabrik dan infrastruktur, tetapi juga membangun peradaban.
“Pembangunan industri bukan hanya besi dan batu bata, tapi juga peradaban yang lahir dari kreativitas manusia,” kata Rahmad.
Dirinya menyebut, ekosistem seni yang tumbuh di Bontang dapat menjadi penyeimbang perkembangan ekonomi, sekaligus memperkuat identitas masyarakat. Kehadiran Seni Sana Sini pun menjadi contoh bagaimana industri dapat menjadi katalis dalam perkembangan seni dan budaya.
“Dengan memelihara budaya dan kreativitas, kita juga memperkuat identitas sosial masyarakat melalui tangan kreatif yang menghasilkan karya,” ucap Rahmad.
Mewakili Pemkot Bontang, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Lukman, turut mengapresiasi dedikasi Pupuk Kaltim dalam menciptakan ruang bagi pelaku seni Kota Taman. Menurutnya, Seni Sana Sini telah menjadi salah satu pilar penting yang memperkuat ekosistem kreatif Bontang, karena memberi ruang bagi kolaborasi lintas komunitas, generasi dan latar belakang.
“Ini wujud kemitraan strategis antara pemerintah dan Pupuk Kaltim, bukan hanya dalam ekonomi, tapi juga pengembangan seni dan budaya,” tutur Lukman.
Dirinya berharap kegiatan seperti ini terus dipertahankan dan diperluas, agar semakin banyak pelaku seni yang mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan menunjukkan karya dengan lebih luas. “Melalui interaksi yang terjalin, kegiatan ini jauh lebih dari sekadar pagelaran seni, melainkan perayaan budaya yang hidup dan inklusif,” tutup Lukman. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>
