Tak Pakai Penjahit Lokal untuk Pengadaan Batik Gratis, Ini Penjelasan Disdikbud Bontang

Kepala Disdikbud Bontang Bambang Cipto Mulyono

TIMUR. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang tidak menggunakan penjahit lokal dalam proyek pengadaan seragam batik pada 2024 ini.

Read More

Hal ini berarti seragam batik bagi pelajar di Bontang akan diproduksi di luar daerah.

Kepala Disdikbud Bontang Bambang Cipto Mulyono mengatakan, alasan tidak menggunakan penjahit lokal karena Standar Satuan Harga (SSH) yang tidak sesuai dengan jumlah anggaran.

Jika mengacu pada standar daerah, maka nilainya akan terlalu tinggi. Sayangnya Bambang tidak merinci berapa nilai SSH lokal.

“Kalau untuk seragam batik tidak pakai penjahit lokal. Karena ongkosnya tinggi. Jadi kita pakai dari luar daerah,” ucap Bambang kepada Klik Kaltim (Timur Media Grup), Selasa (11/6/2024).

Lebih lanjut, proses pengadaan proyek itu menggunakan sistem E-Katalog. Perusahaan yang berkontrak berasal dari Kota Malang.

Mereka menyanggupi untuk menyediakan sebanyak 33.370 seragam batik sesuai dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Seragam itu ditarget rampung pada Agustus 2024.

“Kita yang jelas sudah sesuai prosedur dan tidak ada yang dilanggar. Sudah disampaikan juga ke pak Wali Kota,” sambungnya.

Diketahui, nanti batik khas Bontang dipakai pelajar setiap hari kamis. Warna baju itu nantinya ada dua jenis, yaitu coklat tua bagi siswa SD dan coklat muda bagi siswa SMP.

“Dipakai setiap kamis. Itu sudah ada teknisnya. Semoga bisa cepat terealisasi,” pungkasnya. (*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts