Tangani DBD, Dinkes Bontang Bakal Terapkan Inovasi Wolbachia

Ilustrasi Wolbachia (Foto: Antara)

TIMUR. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang bakal menerapkan inovasi Wolbachia untuk penanganan kasus Demam Berdarah (DBD). Caranya dengan melepaskan jutaan nyamuk yang telah disuntikkan bakteri ke pemukiman warga.

Metode yang telah disetujui Kementerian Kesehatan ini, akan diterapkan di Kota Bontang tahun ini. Penanganan dengan Wolbachia sudah dilakukan uji coba di 2 kota di Indonesia, Bantul dan Yogyakarta dengan hasil yang memuaskan.

Read More

Metode Wolbachia metode menanamkan bakteri wolbachia ke dalam tubuh nyamuk. Bakteri ini dapat tumbuh alami diserangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti.

Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.

Sebagai kota endemik Demam Berdarah Dengue (DBD), Bontang sangat ideal untuk diterapkan metode ini. Sejak awal tahun sudah cukup banyak terjangkit. Bahkan jumlahnya hampir ratusan orang. Semua tersebar rata di 15 Kelurahan.

Catatan Dinkes periode Januari hingga awal April 2023 lalu total sudah ada 119 kasus. Namun, hingga kini belum ada data update berapa jumlah persebaran DBD.

Ahli Muda Epidemiologi Dinas Kesehatan Bontang Adi Permana mengatakan, nantinya jutaan telur jentik nyamuk Wolbahia itu akan dikirim langsung dari Yogyakarta.

Karena disanalah pusat perkembangbiakan dan memang menjadi tempat penelitian untuk nyamuk Wolbachia. “Jadi kita bawa telur nyamuk yang ada bakteri Wolbachia dari Yogyakarta ke Bontang. Totalnya mungkin jutaan lah. Ini langkah pencegahan persebaran nyamuk aedes aegypti,” tutur Adi kepada Klik Kaltim, kamis (4/5/2023).

Cara kerjanya, dengan menurunkan prevalensi dengue dengan cara mengontrol nyamuknya bukan menghilangkan, tapi membuat nyamuknya tidak menularkan virus lagi. Caranya dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk tersebut. Sehingga kalo nyamuknya mengigit tidak akan menular.

Kendati inovasi ini dilakukan, pencegahan dengan cara konvensional tetap akan dilakukan. Masyarakat tetap diminta agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Gerakan ini dinilai harus masif. Bukan hanya satu atau dua orang.

Radius perkembangbiakan nyamuk bahkan mencapai 200 meter. Paling tidak konsisten menjalankan pencegahan 4 M, Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, dan Menghindari Gigitan Nyamuk.

“Ini gerakan yang sangat efektif dimana kesadaran menjaga lingkungna bersih. Alternatif menggunakan fooging sudah tidak relevan lagi,” tuturnya.

Dari catatan perkembangan Dinkes, semua 15 wilayah kelurahan Bontang grafiknya rawan persebaran DBD. Bahkan setiap fasikitas kesehatan semua bisa merawat pasien DBD.

Hanya tinggal masyarakat saat memiliki gejala langsung diperiksakan. Jangan sampai terlambat dan akibatnya akan fatal.

“DBD juga bisa menyebabkan meninggal dunia. Makanya penanganannya harus cepat. Semua Faskes bisa melayani perawatan DBD,” pungkasnya.(*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts