TIMUR. Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Blitar, Jawa Timur resmi ditutup Minggu (31/7/2022). Hal itu merupakan buntut dari demo yang dilakukan oleh ratusan warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar..
Mereka memadati halaman depan gerbang padepokan. Mereka kompak berteriak lantang, agar padepokan yang kini tengah viral tersebut ditutup. Massa nyaris terlibat bentrok dengaan para pengikut Samsudin. Warga juga terlibat saling dorong dengan polisi yang berjaga-jaga di pintu masuk padepokan.
Aksi warga tersebut untuk mendesak agar padepokan gus Samsudin ditutup karena dianggap melakukan penipuan bermodus pengobatan. Sebelumnya, padepokan tersebut menjadi viral karena didatangi oleh Marchel Radhival atau Pesulap Merah.
Ia membuat konten membongkar trik kepalsuan yang dilakukan Gus Samsudin selaku pengasuh Padepokan Nur Dzat Sejati. Pasca dibongkar trik pengobatannya, terjadi keributan antara Pesulap Merah dengan Gus Samsudin di mana keduanya saling membalas tantangan untuk membuktikan ‘kesaktian’.
Terbaru, Pesulap Merah juga membongkar beberapa trik dukun yang dilakukan Gus Samsudin di Podcast Deddy Corbuzier yang tayang Sabtu (30/7/2022).
Sementara Gus Samsudin, menolak tuntutan warga yang meminta padepokannya ditutup permanen. Dia berdalih praktik pengobatan spiritualnya tidak melanggar aturan dan hukum.
Dia berdalih praktik pengobatan spiritualnya tidak melanggar aturan dan hukum. Hal itu diungkapkan Gus Samsudin di sela-sela mediasi di Polsek Lodoyo dengan Kepala Desa Rejowinangun dan perwakilan warga yang sebelumnya melakukan aksi demo di depan padepokan, Minggu (31/7/2022).
Proses mediasi berjalan alot karena Gus Samsudin menolak untuk menutup padepokannya secara permanen. Dia menegaskan, praktik pengobatan spiritual yang dijalankan selama ini tidak menyalahi aturan ataupun melanggar hukum.
“Saya mendirikan padepokan ada izinnya, saya juga ada izin praktik dan tempatnya. Kalau saya mendapatkan izin lalu ditutup darimana dasarnya. Kalau saya terbukti melakukan kesalahan baru akan saya tutup,” kata Samsudin.
Sementara itu, warga bersama Pemerintah Desa Rejowinangun bersepakat untuk menutup permanen padepokan tersebut. Menurut warga praktik pengobatan yang dijalankan Samsudin selama ini hanyalah penipuan. Menurut warga banyak orang sakit yang datang berobat ke padepokan itu, namun tidak kunjung sembuh.
Kades Rejowinangun, Bagas Wigasto mengatakan, hasil kesepakatan bersama padepokan milik Samsudin itu harus ditutup sementara hingga situasi lingkungan desa kondusif.
“Setelah itu barulah diambil keputusan apakah penutupan dilakukan secara permanen atau tetap diizinkan buka,” katanya. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>