Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bontang Masih Tinggi

Ilustrasi

TIMUR. Jumlah kasus kekerasan anak dan perempuan di Bontang melejit di awal tahun.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Bontang mencatat, ada 23 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi sejak awal 2025 ini.

Read More

Kepala UPTD PPA Bontang Sukmawati mengatakan, kasus kekerasan anak membengkak hampir 2 kali lipat di Februari kemarin.

Di awal Januari jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 9 kasus, kemudian meningkat di Februari 14 kasus.

Korban kekerasan terhadap anak masih mendominasi dari kasus yang dilaporkan.
Kondisi ini tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana 101 anak menjadi korban kekerasan dan 54 kasus dialami perempuan.

“Di awal 2025 ini paling banyak kekerasan anak perempuan sebanyak 14 kasus. Disusul 9 kasus kekerasan anak laki-laki, dan 4 kasus kekerasan perempuan,” terang Sukmawati.

Lebih lanjut, jenis penanganan bervariasi. Semua korban yang jelas melakukan pendampingan secara psikologis dari UPTD PPA.

Jenis rawat jalan dan inap pun dilakukan. Tergantung diagnosa tingkat trauma para korban. Kebanyakan atau mayoritas korban saat ini menjalani rawat jalan.

“Korban didampingi untik memulihkan sikologis mereka. Korban terdapat trauma berat, sedang hingga ringan. Tapi mayoritas semua hanya rawat jalan,” sambungnya.

Kasus kekerasan perempuan dan anak seperti fenomena gunung es, puncaknya terlihat namun besar di bawah.

Sukmawati mengatakan, upaya pencegahan sudah intens dilakukan seperti edukasi di sekolah terkaitn bahaya kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Hanya saja perlu ada program lanjutan pasca sosialisasi. Semisal dengan menciptakan kawasan bebas dari kekerasan anak dan perempuan.

“Pencegahan jadi program utama. Tapi tetap harus dimulai dari kesadaran,” pungkasnya.(*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts