TIMUR. Keluarga korban serangan buaya di Kelurahan Guntung Bontang Utara, menuntut agar reptil yang masuk pemukiman warga tersebut segera dievakuasi.
Anas, ayah dari korban serangan buaya Guntung meminta supaya reptil buas itu segera dievakuasi.
Dari peristiwa itu, hingga saat ini putrinya yang berumur 27 tahun masih dirawat di RS Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Kota Samarinda untuk pemeriksaan di paru-parunya.
“Kita minta secepatnya biar tidak ada korban jiwa lagi. Masa mau tunggu ada korban lagi,” kata Anas saat bertemu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Minggu (13/8/2023).
Lebih lanjut, kata Anas, seluruh warga juga pasti akan bersepakat penangkapan Buaya Guntung yang dinilai membahayakan.
“Kami juga tunggu rencana aksinya dari BKSDA,” tandasnya.
Ketua RT 02, Kelurahan Guntung, Syaiful menuturkan warga sepakat untuk direlokasi. Apalagi banyak dari warga yang memiliki anak kecil.
Sepanjang dirinya tinggal di Guntung ini kali pertamanya ada tragedi penyerangan buaya. “Kami tidak mau ada korban kedua. Kalau ada buaya langsung sikat saja,” terang Syaiful.
Sementara Kepala Seksi Wilayah Dua Tenggarong BKSDA Kaltim Suriawati Halim, mengaku siap untuk menangkap buaya Guntung yang merisaukan warga.
Tetapi terlebih dahulu harus ada kesepakatan dari Pemkot Bontang. Karena dengan menangkap saja bukan sebuah solusi.
Pasalnya wilayah itu memang habitat buaya yang mungkin saja merasa terpinggirkan dari asalnya. Sementara ini BKSDA dengan keras melarang aktivitas pemberian makan hewan buas.
“Kita siap saja kalau relokasi buaya yang dinilai membahayakan. Tapi perlu diingat kawasan sungai itu juga habitatnya. Jadi kalau diangkut semua penangkaran pasti overload,” tutur Suriawati.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>