TIMUR. Kesinambungan upaya penanganan stunting, menjadi salah satu bentuk kesiapan Pemerintah Provinsi Kaltim mendukung pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Benua Etam. Hal ini berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang sehat, unggul serta berkualitas.
Hal itu ditekankan Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, yang terus mendorong pelaksanaan program pencegahan Stunting atau tumbuh kerdil di daerah dapat semakin ditingkatkan.
“Ini penting, agar ketika IKN berkembang. Sehingga kita sudah siap SDM yang sehat secara fisik, memiliki mental kuat serta berkualitas. Karena telah dipersiapkan sebelum lahir,” ujar Wagub Hadi.
Bagi Hadi, program penanganan Stunting penting dalam menyaipkan sumberdaya manusia unggul menuju Indonesia Maju 2045 dan Kaltim Berdaulat.
“Untuk itu, pada 2023 ini Pemprov Kaltim harus mampu mencegah kasus Stunting,” tandas Hadi.
Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI, menyatakan prevalensi Stunting Kaltim naik 1,1 persen. Awalnya 2021 sekitar 22,8 persen. Tapi 2022 tembus mencapai 23,9 persen.
Kondisi tersebut hingga saat ini masih diklarifikasi Pemprov Kaltim. Dimana survey menetapkan ada sejumlah daerah yang presentase prevalensinya baik, seperti Kutai Barat, Balikpapan, Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Sementara menurun Berau, Kutai Timur, Bontang, Mahakam Ulu, Penajam Paser Utara dan Paser.(jay/yans/adpimprovkaltim)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>