TIMUR. Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kaltim, menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 12,83 persen di tahun 2024.
“Program ini menjadi perhatian serius dan diperlukan kerja keras secara bersama-sama untuk mencapai target tersebut,” kata Hadi Mulyadi di Samarinda, Selasa (26/7/2022).
Dia mengimbau seluruh Bupati dan Wali Kota di Kaltim agar membentuk TPPS hingga tingkat kelurahan/desa. Agar aksi nyata penurunan stunting berjalan terpadu dengan hasil maksimal.
“Untuk mencapai target diperlukan upaya yang serius dan kerja keras dari seluruh pihak. Salah satunya melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari intervensi hulu-hilir, intervensi spesifik dan sensitif serta pendekatan pentahelix,” terang Hadi.
Namun begitu, saat ini angka stunting Kaltim mulai menunjukkan penurunan, dan berkurang hingga enam persen. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting Kaltim berada di bawah rata-rata nasional.
“Berdasarkan data SSGI, prevalensi stunting pada 2021 lalu telah mencapai 22,8 persen. Lebih rendah dari nasional 24,4 persen,” jelasnya.
Sementara hasil Pendataan Keluarga tahun 2021, capaian indikator kinerja utama pelaksanaan program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) di Kaltim diantaranya Total Fertility Rate (TFR), atau rata-rata jumlah anak dilahirkan 2,51 dengan ASFR 15-19 tahun atau jumlah perempuan yang melahirkan di usia 15-19 tahun sebesar 19,7 per 1.000 kelahiran.
Kemudian angka prevalensi kontrasepsi modern (MCPR) tercapai 53,50 persen, dengan kesertaaan KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) tercapai 23,3 persen. Pasangan usia subur yang tidak terlayani sebesar 22 persen dikarenakan akses yang sulit di wilayah terpencil, tertinggal dan perbatasan.
Begitu pula jumlah kampung KB di Kaltim sudah terbentuk sejumlah 299 Kampung, dan 11 diantaranya telah menjadi Kampung KB percontohan.(Antara)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>