TIMUR. Pemerintah Kota Bontang menjadwalkan penimbangan massal untuk bayi pada (7/11/2023) mendatang secara serentak di 15 Kelurahan.
Tujuannya agar bayi bisa dideteksi apakah stunting atau tidak. Karena saat ini data yang tercatat Prevalensi stunting berada di angka 21 persen.
Angka itu pun disebut tinggi karena Pemerintah Pusat menargetkan seluruh Kabupaten/Kota bisa menekan angka stunting menjadi 14 persen.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Bontang Dasuki menyakini, usai program gerakan timbang serentak dilaksanakan data stunting pasti ikut berubah. Entah apakah turun ataupun naik.
Karena kalau dilihat data saat ini masih bersifat statis. Berdasarkan analisis Kemendagri juga mendeteksi beberapa faktor data yang eror.
Karena dirinya meyakini anak stunting di Bontang tidak setinggi itu. Faktor kesalahannya biasa berada di alat timbang atau petugas yang mengukur.
Dasuki mencontohkan wilayah Bali. Dimana secara data prevelensi stunting mencapai 40 persen. Kemudian setelah di cek secara data dan fakta ternyataangka stunting hanya 9 persen.
“Kita akan lakukan Operasi Timbang bulan depan. Saya meyakini angka stunting tidak besar. Apalagi di Bontang sendiri tidak ada kemiskinan ekstrem,” kata Dasuki.
Lebih lanjut, tim tingkat kota juga menekankan kepada kader Posyandu untuk memaksimalkan masyarakat datang untuk memeriksakan anaknya. Jangan sampai ada balita yang belum tersentuh oleh tim Posyandu. Kalau tidak ada datang tim kesehatan bisa door to door.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGM) posisi Bontang hanya 30-40 persen. Makanya angka masih relatif tinggi dalam hal stunting.
“Saya berharap bisa ditindaklanjuti hasil temuan-temuan di rapat. Agar setiap rapat rapat kita bisa ada progres,” pungkasnya.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>