TIMUR. Aren Genjah Kutai Timur miliki potensi ekspor, sebagai salah satu jenis komoditas yang telah dilepas Menteri Pertanian sebagai varietas unggul melalui SK nomor 3879/Kpts/SR.120/9/2011 pada 14 September 2011.
Aren termasuk jenis tanaman palma yang serbaguna dan tersebar pada hampir seluruh wilayah Indonesia. Aren dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela dan reboisasi untuk konservasi lahan, tanpa menimbulkan persaingan dengan tanaman pangan lainnya.
“Aren Genjah Kutim merupakan tanaman asli Kabupaten Kutai Timur, dengan penyebaran yang luas terdapat di Kecamatan Teluk Pandan,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ujang Rachmad, Jumat (16/9/2022).
Potensi produksi benih per pohon benih adalah lebih dari 4.000 butir. Tanaman ini tahan terhadap hama dan penyakit. Wilayah pengembangannya pada lahan kering iklim basah, air tanah dangkal, dan curah hujan 1000-1500 mm per tahun dengan bulan kering kurang 6 bulan kering.
Aren Genjah Kutim memiliki manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi karena setiap mayang dapat menghasilkan nira lebih 12 liter per hari dengan lama penyadapan lebih 2 bulan per mayang.
“Bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi adalah nira yang biasanya dibuat gula cetak atau gula semut,” jelasnya.
Nira saat ini sudah mulai digalakkan untuk pembuatan alkohol teknis atau bio fuel. Karakteristik aren Genjah Kutim yaitu pohonnya mulai berproduksi sekitar 5-6 tahun. Ciri khas ini menjadi nilai tambah dan pembeda dengan aren tipe dalam.
“Saat ini varietas aren Genjah Kutim telah dikembangkan pada beberapa daerah di Indonesia, seperti Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Sulawesi Utara,” sebut Ujang.
Potensi produksi benih pohon induk aren Genjah Kutim adalah 4.032 butir/pohon, sehingga dapat digunakan untuk pengembangan aren seluas 12 hingga 13 hektare.
“Produk tanaman aren memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi ekspor jika diusahakan secara serius,” ungkapnya.
Semua bagian tanaman aren dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dan nonpangan.
“Salah satu produk nonpangan dari aren adalah bioetanol yang diolah dari nira,” ujarnya. (yans/sul/ky/adpimprov kaltim)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>