TIMUR. Meja bulat itu ditata apik. Seluruhnya dibalut seprai putih nan halus. Di atasnya bertabur kudapan dan minuman. Ada buah-buah daerah iklim rendah. Tak lupa air mineral kemasan botol kaca hijau mengelilingi sisi meja.
Segenap keindahan dan kemewahan ini tersaji lengkap di hadapan tamu istimewa dalam Opening Ceremony and Welcome Dinner, atau rapat koordinasi perangkat daerah bidang pariwisata se-Kalimantan Timur Tahun 2019. Kegiatan itu mengambil sub tema: Pengelolaan pariwisata yang berdaulat untuk peningkatan ekonomi kerakyatan.
Acara digelar di Pendopo Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Bontang, Jalan Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara, Senin, 18 Februari 2019. Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Achmad Herwansyah hadir langsung. Dia mengapreasiasi kegiatan itu. Kata dia, pariwisata ditetapkan sebagai sektor andalan dalam menghasilkan devisa. Pihaknya menargetkan devisa US$ 20 miliar untuk tahun ini.
Dengan target kunjungan 20 juta wisman dan pergerakan 275 juta wisnus. Pariwisata juga sebagai pilihan dalam menstabilkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia.
“Dalam empat tahun terakhir, pariwisata menghasilkan balance payment yang positif. Selalu surplus antara devisa yang diperoleh dari kunjungan wisman dengan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan nasional yang berwisata ke luar negeri,” ujarnya.
Memakai balutan kebaya dominasi biru kominasi merah, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni ikut hadir. Kehadiran selendang merah motif batik yang mengantung di pundaknya semakin menambah manis penampilan wanita penyandang gelar dokter spesialis itu.
Membuka sambutan, Neni membacakan sebait pantun. Usai pantun sampai ke baris terakhir, ruangan langsung riuh oleh tawa dan tepuk tangan. Dia mengatakan, Bontang tengah berbenah dalam menyambut era pasca migas (minyak dan gas). Ia tegas mengatakan, kendati Bontang didaulat jadi Kota Migas, ia pastikan Bontang dibawah kepemimpinannya berkomitmen menjaga keseimbangan alam.
”Bontang kota industri. Tapi harus ramah lingkungan. Itu tekad Pemkot Bontang,” suara Wali Kota Neni tegas memenuhi seisi ruangan.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Neni pun memperkenalkan branding Bontang. Kata dia, branding penting agar pariwisata Bontang mudah diingat dan diperkenalkan ke publik.
”Bontang adalah surga kecil di bumi etam. Maka kami menggunakan Amazing Bontang sebagai branding,” imbuhnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Hadi Mulyadi tak mau kalah dengan Wali Kota Neni, ia ikut membawakan pantun yang ditulis di secarik kertas. Wagub Hadi menuturkan pentingnya pariwisata sebagai sumber bagi devisa negara. Ia menyinggung soal posisi pariwisata yang konsisten di posisi kedua sumber pendapatan negara.
Dia mengatakan, seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Kaltim harus mengujungan seluruh objek wisata di Kaltim. ”Gimana nanti kita mau promosi, kalau mengunjungi saja tidak pernah. Nanti dibuatkan saja peraturan seluruh ASN (Kaltim) wajib kunjungi objek wisata kita,” terang Wagub Hadi yang disambut tawa hadirin.
Pada kesempatan sama, ia ikut mengapresiasi kesungguhan Bontang menjaga keseimbangan alam. Baginya, kota industri yang berkomitmen menjaga kelangsungan hidup adalah hal hebat.
Tabuhan drum oleh Wali Kota Neni, Wagub Hadi, dan Perwakilan Kemenpar RI, jadi penanda Rakornis Pariwsata se-Kaltim 2019 di Bontang resmi dibuka.
Sebagai tambahan, Rakornis ini bakal digelar selama 2 hari. Mulai 18 Februari hingga 20 Februari 2019 mendatang. Dengan peserta dari Dinpar Kaltim dan Dispar se-Kaltim. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>