Optimalkan Potensi, Pupuk Kaltim Bekali Tata Kelola Budidaya Keramba Bagi Nelayan Binaan

TIMUR – Dorong peningkatan kapasitas nelayan binaan, Pupuk Kaltim gelar pelatihan Manajemen Budidaya Ikan Kerapu, Baronang Kakap dan Ikan Putih pada Keramba Tancap dan Keramba Jaring Apung selama tiga hari, 29 April – 1 Mei 2019, bekerjasama dengan Himpunan Pembudidaya Perikanan dan Kelautan (HPPK) Kota Bontang.

Kegiatan diikuti 30 peserta yang terdiri dari 28 nelayan binaan pesisir Kota Bontang, serta dua peserta dari Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Pesisir Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan instruktur Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros Sulawesi Selatan, serta HPPK Bontang.

Read More

“Para nelayan binaan terdiri dari wilayah pesisir Malahing, Tihi-tihi, Gusung, Loktuan, Tanjung Limau, Bontang Kuala dan Selangan,” ujar Staff Departemen CSR Pupuk Kaltim Ira Safni, selaku penyelenggara.

Mewakili Manajemen Perusahaan, Superintendent Kemitraan dan Bina Lingkungan Departemen CSR Pupuk Kaltim Udiyanto, mengatakan pelatihan dilaksanakan sebagai bekal bagi nelayan binaan agar mampu mengembangkan usaha pada sektor budidaya dengan lebih profesional. Apalagi keramba memiliki potensi besar jika ditekuni serius, dan sangat berdampak pada peningkatan kesejahteraan nelayan.

Apalagi selama ini banyak nelayan yang masih menerapkan pengelolaan manajemen keramba secara tradisional, dan secara tidak langsung berpengaruh pada biaya produksi serta hasil budidaya yang masih jauh dari harapan.

“Dengan pelatihan ini Pupuk Kaltim ingin nelayan Bontang makin sejahtera, melalui pengelolaan yang lebih profesional dan terstruktur, dengan hasil produksi yang memuaskan,” papar Udiyanto.

Pelatihan ini pun diapresiasi Pemerintah Kota Bontang melalui Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang Syamsu Wardi. Menurut dia, kegiatan ini bentuk dukungan nyata Pupuk Kaltim kepada Pemkot Bontang, khususnya pencapaian misi Smart City dengan membekali keterampilan serta kapasitas nelayan, juga Creative City dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir.

Dijelaskan Syamsu Wardi, sejatinya masih banyak masyarakat sebatas mengetahui istilah manajemen, namun belum sampai tingkat pemahaman maupun penerapan secara konkrit di lapangan. Apalagi pada tataran nelayan, pengelolaan budidaya keramba jaring apung maupun tancap yang dilakukan secara tradisional, disebabkan keterbatasan pengetahuan memanajerial keramba yang di budidaya.

“Maka dengan pelatihan ini, diharap nelayan Bontang dapat memahami tata kelola dan manajerial usaha, baik untuk keramba jaring apung maupun tancap. Agar hasil yang didapat pun lebih maksimal,” harap Syamsu Wardi.

Ditambahkannya, minimnya pemahaman nelayan dalam manajemen usaha pun menjadikan sektor perikanan Kota Bontang terkesan stagnan dan jalan di tempat, karena hasil yang didapat cenderung tak sesuai target, disamping biaya produksi yang sangat besar. Hal ini pun diharap bisa dirubah secara perlahan, terlebih pemerintah telah mencangkan Bontang sebagai kota maritim berbasis industri dan kondensat.

“Selama ini nelayan cenderung menerapkan manajemen ‘suka-suka’ dalam pengelolaan usaha. Padahal secara teknis, budidaya keramba harus di kelola maksimal karena tujuannya profit,” lanjut dia.

Salah satu pengaruh tingginya biaya produksi keramba, yakni 80 persen biaya operasional ada pada sektor pakan yang masih dibeli. Padahal pakan bisa dibuat secara mandiri, karena sumberdaya pembuatannya sangat banyak di Bontang dengan memanfaatkan sisa jeroan ikan.

“Memaksimalkan potensi usaha keramba hendaknya dibarengi upaya pembuatan pakan sendiri, dan itu butuh manajemen yang baik,” kata Syamsu Wardi.

Sementara Usman, instruktur Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros Sulawesi Selatan, menjelaskan beberapa materi yang akan disampaikan selama pelatihan. Diantaranya tata cara membuat keramba jaring apung dan tancap, memilih lokasi yang tepat, pemilihan bibit, pemeliharaan dan perawatan keramba hingga panen.

Selanjutnya beberapa tips pembuatan pakan, untuk menekan tingginya biaya produksi. Sebab budidaya ikan dalam keramba butuh pakan yang baik agar pertumbuhan bibit lebih maksimal.

“Nanti juga dilakukan kunjungan lapangan, untuk memberikan pengetahuan langsung kepada peserta tentang memilih lokasi hingga tata cara perawatan keramba yang baik,” papar Usman.

Terakhir, seluruh peserta akan melalui post test, guna mengukur sejauh mana pengetahuan serta tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan selama pelatihan.

“Dari post test akan kita evaluasi materi mana yang sudah dipahami dengan baik oleh peserta, begitupun sebaliknya. Agar hasil pelatihan bisa ditindaklanjuti kembali,” pungkas Usman. (ram/ads)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts