Waspada Virus Difteri Pada Anak, Dinkes Bontang Sudah Temukan Lima Kasus

Ilustrasi Difteri

TIMUR. Virus difteri pada anak mulai terdeteksi di Bontang. Tercatat pada akhir 2022 lalu terdapat lima orang anak yang dinyatakan positif dari hasil laboratorium.

Read More

Ahli Muda Epimonologi Dinas Kesehatan Bontang Adi Permana mengatakan, virus difteri ini masuk dalan pengelompokkan kasus menular.

Khususnya pada anak usia 1-19 tahun. Dari hasil sampling kemarin 5 orang itu merupakan anak SD dan baru duduk di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Setelah mendapat perawatan intensif selama dua minggu mereka sudah diperkenankan pulang.

“Iya kami kemarin mengirimkan lima sampling. Hasilnya baru keluar ternyata positif difteri,” tutur Adi Permana, Selasa (10/1/2023).

Secara klinis penularan terjadi bisa melalui udara sama seperti Covid-19. Karena bakteri dia lebih seperti droplite dengan hanya jarak 1 meter.

Untuk gejala yang ditimbulkan seperti batuk, pilek, pernapasan dan nyeri saat menelan. Dengan begitu, Dinkes Bontang bergerak cepat dengan mendistribusikan vaksin difteri ke sekolah yang bersangkutan.

“Penyebarannya tersentral di lokasi awal pengidap difteri. Makanya kami langsung melakukan penanganan dini,” sambungnya.

Karena pola penularannya terpusat. Dinkes Bontang juga menunggu waktu satu bulan ke depan. Melihat perkembangan di tempat awal mula kemunculan difteri.

Kendati demikian, hingga kini belum ada laporan serupa di tempat yang sama atau di tempat berbeda. Kata Adi, fenomena penyebaran difteri pernah terjadi di 2017 silam.

Dimana belasan anak terjangkit difteri, dan seluruh anak sekolah harus menerima vaksin. Bahkan saat itu sampai 60 ribu orang divaksin.

“Jenis vaksinnya DT (Diphteria Tetanus) dan TD (Tetanus Diphteria). Ruang perawatan juga sudah ada di RSUD Taman Husada dengan dokter yang juga berpengalaman,” sambungnya.

Adi Permana bilang, masyarakat harus lebih jeli dan teliti dalam pola hidup sehat. Mengkontrol anak saat berada di lingkungan sekolah dan tetap menjaga jarag antara teman sebayanya.

“Mencegah selain vaksin juga dengan menjaga jarak. Karena metode perawatan juga cukup panjang bisa sampai dua minggu,” pungkasnya.(*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts