Ditanya mengenai suka duka menjadi model hijab, Piska tersenyum. Piska menuturkan bahwa dia kerap mendapatkan omongan miring dari penonton maupun peserta lain. Namun dia menanggapinya dengan santai dan berusaha menjadi pribadi yang tidak membeda-bedakan lawan.
“Setiap ajang saya berusaha menjadi nol. Saya tidak mikir menang atau kalah, yang jelas saya menikamtinya. Karena tujuan saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa para model hijab ini bisa berkarya. Omongan miring itu pasti ada, ya dibilangin gak pantas ikut lah, kurang maksimal lah, tapi saya tanggapinya dengan santai saja,” cetus Piska yang gemar traveling ini.
Piska memilih fokus dengan lomba dan bersyukur dengan apa yang sudah diraih. Rasa syukur itu terkhusus kepada orangtua, suami dan anak tercinta atas kemenangan dan prestasi yang diraih.
Menurut Piska, apa yang telah diraih semata-mata untuk membanggakan keluarga dan ingin menunjukkan dirinya bisa berbuat sesuatu. Selain itu, Piska menjawab rasa syukur dengan mengajarkan kepada anak, bahwa berhijab bukan menjadi halangan berkarya maupun berkarir.
“Bersyukur tidak ada ujungnya, bukan karena hadiah, uang atau yang lainnya tapi semata-mata bisa membanggakan orang tua dan suami itu ingin buktikan kepada mereka kalau saya bisa melakukan sesuatu untuk membanggakan mereka,” ujarnya.
Piska pun berharap bisa terus berkarya dan menjadi kebanggaan keluarga. Bahkan dirinya ingin sekali tampil sebagai model di ajang international.
“Saya punya prinsip dalam hidup. Semakin dapat tantangan semakin menjadi seperti orang bodoh, sehingga semakin termotivasi untuk belajar,” pungkasnya. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>