TIMUR. Jelang Ramadhan, harga bawang putih di pasaran melonjak. Dua minggu sebelum bulan puasa, harga komoditi itu naik hingga berkali lipat. Pantauan media ini, harga bawang putih sempat normal di kisaran Rp 30 ribu per kilogram. Namun, seminggu berselang harganya melesat hingga Rp100 ribu.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kota Bontang Asdar Ibrahim membenarkan lonjakan harga tersebut. Menurutnya ini fenomena biasa menjelang hari penting keagamaan. Ada permintaan yang meningkat, sementara stok barang terbatas.
“Tidak hanya bawang putih. Ada barang lain yang termasuk sembilan bahan pokok ikut naik,” kata Asdar dikonfirmasi media ini akhir April silam.
Dia menambahkan, awal April lalu, pantauan timnya di lapangan harga kebutuhan pokok masih terbilang normal. Timnya melakukan pemantauan di pasar-pasar tradisional. Ada sejumlah pasar di seluruh kecamatan yang masuk kawasan pantauan. Misalnya di Pasar Rawa Indah, Citra Mas Loktuan dan Tanjung Limau. Di tiga pasar besar itu harga bahan pokok masih stabil.
Meskipun ada beberapa komoditi rempah-rempah yang terpantau mengalami kenaikan cukup signifikan seperti bawang putih yang menembus Rp100 ribu per kilogramnya. Namun, harga komoditi lain seperti bawang merah dan lombok masih di kisaran normal.
“Sejauh ini harga pasar masih terbilang normal, tidak ada kenaikan yang signifikan hanya saja memang ada komoditi rempah-rempah seperti harga bawang putih yang harganya naik karena permasalahan pasokan dan transportasi dari Samarinda terbatas,” katanya lagi.
Meski sempat mengalami kenaikan, namun Asdar menjamin Bahwa harga akan kembali stabil saat Ramadhan nanti. Ada beberapa langkah yang akan diambil oleh dirinya. Salah satunya adalah melakukan operasi pasar.
Dia menilai, kenaikan beberapa bahan komoditi tersebut memang tidak bisa dipungkiri. Itu adalah fenomena yang biasa jelang Ramadhan. Penyebabnya Karena permintaan pasar yang tinggi. Sebab, memang kebutuhan sembilan bahan pokok itu akan sangat meningkat jelang Ramadhan.
Orang biasanya membeli dalam jumlah banyak untuk menyimpan di rumah. Hal itu menyebabkan permintaan yang meningkat. Para pedagang di pasar juga akan menyimpan kebutuhan yang paling banyak dicari itu untuk kemudian menjualnya lagi.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Perdagangan DKUKMP Heriansyah mengakui perihal lonjakan harga bawang putih tersebut memang kerap terjadi apalagi menjelang bulan puasa. Selama ini, kata dia, kebutuhan bahan pokok di Bontang disuplai oleh pasar besar di Jawa dan Jakarta.
Nah, pada saat yang sama, kebutuhan di daerah penyuplai juga meningkat. Distributor biasanya memenuhi terlebih dahulu kebutuhan di daerah asal mereka.
“Dari hasil tinjauan kami di lapangan, stok dari pasar pemasok di Kramat Jati, Jakarta sedang terbatas. Apalagi, permintaan di sana juga sangat tinggi. Itu juga ditambah dengan aturan Kementerian Pertanian yang membatasi impor,” ujarnya. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>