Tiga orang anak buah mandor itu muncul menarik paksa Kakek Dawat keluar dari dalam kantor. Di luar Kakek Dawat bersiul-siul. Lalu gemerengeng menyenandungkan kata-kata yang tak dimengerti oleh sang mandor dan anak buahnya. Sang Mandor hanya kenal nadanya seperti ta lande itu.
Malamnya mandor dan tiga anak buahnya terserang demam. Mereka menggigil seperti terkena malaria. Lalu mereka merasakan tubuhnya gatal-gatal. Padahal tak ada bintik, benjol, atau bengkak lazimnya tersengat bulu ulat atau serangga biang keladi gatal. Atas saran orang-orang kampung mandor dan anak buahnya di bawa turun ke kabupaten. Di rumah sakit, mereka tak bisa sembuh.
“Barangkali kalian kepuhunan atau kena karma karena berbuat salah sama orang lain. Minta maaflah sekarang juga,” seorang pastor menasehati.
Mereka sembuh sendiri setelah menuruti nasehat pastor.
“Pasti kakek itu tukang sihir,”
“Bukan. Kakek Dawat itu seperti pastor bagi orang Katolik, pendeta bagi orang Nasrani, dan kiai bagi orang muslim,”
“Tapi kenapa ia bisa membuat kami sakit?”
“Tuan yakin Kakek Dawat yang membuat penyakit itu?”
Mandor diam. Ia masih tak percaya kalau Kakek Dawat bukan penyihir. Apalagi semacam pastor, pendeta, atau kiai bagi orang Katolik, Nasrani atau Muslim.
****
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>