Pertama di Bontang, Pupuk Kaltim Lepasliar Satwa Laut Dilindungi ke Habitatnya

TIMUR– Pupuk Kaltim kembali menunjukkan komitmen dalam menjaga kelestarian ekosistem dan sumberdaya laut, dengan melepasliar 7 penyu sisik (Eretmochelys Imbricate) serta 5 ikan dilindungi jenis Napoleon (Cheilinus Undulates), bekerjasama dengan Stasiun Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan di perairan Tobok Batang Kota Bontang. Kamis, 25 April 2019.

Read More

Dua jenis satwa laut dilindungi tersebut merupakan hasil penyelamatan yang dilakukan Pupuk Kaltim melalui Koperasi Nelayan (Kopnel) binaan Bontang Ekonomi Pariwisata (BEM), yang didapat dari tangkapan nelayan di perairan Bontang dan sekitarnya. Seluruh satwa tersebut kemudian dilakukan pemulihan dan perawatan secara intensif, hingga kondisi satwa membaik untuk dilepas kembali ke habitatnya.

“Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus peduli terhadap kelestarian lingkungan dan ekosistem laut, salah satunya dengan pelepasliaran penyu sisik dan ikan napoleon ini,” ujar General Manager Operasi 2 sekaligus Kuasa Direksi Pupuk Kaltim Mochammad Safiie, dalam sambutannya.

Menurut Safiie, sejak 2009 lalu Pupuk Kaltim concern mendorong pelestarian ekosistem dan sumberdaya kelautan di perairan Bontang, diawali dengan penanaman terumbu buatan di perairan Tobok Batang yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Setiap tahun, Pupuk Kaltim secara rutin menurunkan terumbu buatan guna menjaga ekosistem perairan terus dipertahankan, yang kini mulai menampakkan hasil.

Begitu juga dengan pembinaan nelayan, dilaksanakan pada berbagai program agar turut berkontribusi aktif terhadap pelestarian ekosistem laut di Kota Bontang. Hal tersebut tak hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan nelayan binaan, namun juga memberikan dampak positif terhadap ekosistem dan biota laut.

“Pelepasliaran Penyu Sisik dan ikan Napoleon ini pun menjadi kebanggaan bagi Pupuk Kaltim, karena pertama kali dilaksanakan di Kota Bontang. Wujud komitmen perusahaan menjaga keberlanjutan ekosistem dan satwa laut yang dilindungi,” terang Safiie.

Kegiatan ini pun diapresiasi Kepala Stasiun PSDKP Tarakan Akhmadon, yang menyebut upaya Pupuk Kaltim sebagai langkah konkrit mempertahankan ekosistem dan sumberdaya laut yang dilindungi. Termasuk memberikan edukasi kepada para nelayan binaan, sehingga terdorong untuk bersama menjaga perairan dari eksploitasi yang marak terjadi.

Apalagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) PSDKP telah diamanatkan mengawal Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, sebagai regulasi perlindungan terhadap jenis ikan tertentu, baik yang boleh maupun tidak boleh diperjualbelikan. Hal tersebut pun dikuatkan Peraturan Menteri KKP Nomor PER.03/MEN/2010, tentang tata cara penetapan status perlindungan jenis ikan, sebagai upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap dua satwa yang dilindungi tersebut.

“Perhatian Pupuk Kaltim begitu luar biasa dan sangat kami apresiasi. Kegiatan ini harus sampai ke jajaran Kementerian KKP, agar tingkat pusat juga mengetahui jika daerah juga konsen terhadap kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan,” papar Akhmadon.

Dirinya pun berpesan, kegiatan ini dapat terus terlaksana dan ditingkatkan. Tak hanya bagi perusahaan, namun juga Pemerintah Kota Bontang dengan terus mendorong berbagai pihak untuk bersama menjaga ekosistem serta sumberdaya laut. Khususnya edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya memperhatikan berbagai jenis sumberdaya kelautan yang dilindungi, agar tetap terjaga dengan baik kedepannya.

“Kegiatan ini merupakan awal yang bagus, dan perlu untuk ditingkatkan melalui hal-hal konkrit ke depannya,” tandas Akhmadon.

Mewakili Pemerintah Kota Bontang, Asisten Administrasi Umum Sarifah Nurul Hidayati, pun memberikan apresiasi positif terhadap upaya Pupuk Kaltim mengembalikan Penyu Sisik dan Ikan Napoleon ke habitatnya.

Diungkapkan Nurul, kegiatan ini sejalan dengan visi Green City Pemerintah Kota Bontang, dengan menjaga lingkungan dan ekosistem laut agar terus terpelihara. Meski Bontang dikenal sebagai kota industri, namun perusahaan di dalamnya bisa menjalankan kewajiban lingkungan dengan baik, sehingga mampu menekan dampak yang berpotensi timbul dari aktivitas yang dilaksanakan.

“Salah satunya ditunjukkan melalui kerja nyata Pupuk Kaltim bagi masyarakat dan ekosistem perairan dengan kegiatan ini,” ucap Nurul.

Ditambahkannya, pelestarian lingkungan oleh Pupuk Kaltim juga bukan sesuatu yang baru, dilihat dari banyaknya gagasan maupun langkah konkrit yang dilaksanakan dalam mendorong terjaganya lingkungan dan ekosistem di darat maupun perairan. Khususnya penurunan terumbu karang buatan yang turut bersinergi dengan Pemerintah Kota Bontang.

Perhatian itu pun dikembangkan dengan pembinaan kepada nelayan seperti halnya Kopnel BEM maupun kelompok nelayan lainnya, hingga mampu memberi nilai tambah dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir.

“Semoga komitmen ini terus menjadi bagian dari kepedulian Pupuk Kaltim kepada masyarakat dan lingkungan, sehingga potensi kelautan Kota Bontang dapat semakin dikembangkan,” tambah Nurul.

Hadir pada kesempatan itu perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang, Polair Polres Bontang, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. (ikr/ads)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts