TIMUR. Meski tak ada penambahan,jumlah pasien positif Covid-19 dalam sepekan terakhir, hal itu tak menyurutkan Kota Samarinda bersiap menghadapi puncak pandemi virus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kusasih, mengatakan puncak pandemi Covid-19 diperkirakan terjadi dalam 2 hingga 4 minggu ke depan, hal itu berdasarkan perhitungan yang dilakukan Dinkes Samarinda, yang kini tengah menyiapkan sejumlah antisipasi. Salah satunya kesiapan rumah sakit untuk karantina pasien dalam pengawasan (PDP).
“Membuka Rumah Sakit Karantina COVID-19 di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) yang mampu menampung hingga 80 PDP. Pasien nanti ada yang ringan, sedang, dan berat,” kata Ismed dilansir detikcom, Minggu (26/4/2020).
Untuk PDP dengan gejala klinis ringan atau orang tanpa gejala (OTG), cukup dirawat Rumah Sakit Karantina di Bapelkes. Sementara, untuk pasien dengan gejala klinis sedang dan berat akan dirawat di RSUD AWS dan RSIA Moeis.
“Sehingga jika terjadi pandemic, tenaga medis RSUD AWS dan RS IA Moies memiliki stamina yang cukup untuk merawat seluruh pasien Covid-19, karena di puncak pandemi pasti terjadi lonjakan kasus,” tambah Ismed.
Saat ini, tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD AWS dan RSIA Moeis Samarinda tergolong berat, apalagi yang membutuhkan ventilator. Untuk itu, Ismed berharap masyarakat tetap mematuhi imbauan pemerintah.
“Prinsip dasar penanganan Covid-19 itu physical distancing, work from home (WFH), perilaku hidup bersih dan sehat kayak cuci tangan dan selalu pakai masker jika memang harus melakukan aktivitas di luar rumah. Sehingga kita dapat men-delay selama mungkin transmisi lokal, dan juga mencegah kematian (zero death) di Samarinda,” terangnya.
Ismed mengatakan peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Samarinda secara umum sudah terdeteksi. Dirinya pun membantah jika peningkatan kasus positif akibat mulai kendornya kinerja Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Samarinda.
“Tim Gugus bekerja seperti biasa, yang kami lihat kepercayaan masyarakat yang naik turun terhadap Covid-19, dan banyak aspek yang harus kita lihat. Kalau di luar aspek kesehatan, saya nggak mau komentar,” pungkasnya. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>