Satu Dekade Terakhir, Penurunan Emisi GRK dan Penyelamatan Hutan Jadi Fokus Pemprov Kaltim

Gubernur Kaltim Isran Noor

TIMUR. Membangun pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menurunkan laju emisi gas rumah kaca (GRK) menjadi hal utama pembangunan yang muncul setelah lima dekade Kaltim membangun ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alama (SDA) secara ekstraktif.

“Sejak 2010, Provinsi Kalimantan Timur mengarusutamakan pembangunan hijau dalam pembangunan daerah,” ungkap Gubernur Kaltim Isran Noor, baru-baru ini.

Read More

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dilakukan melalui proses transformasi ekonomi sejak 2013, sehingga ketergantungan terhadap SDA seperti minyak, gas dan batubara secara berangsur dikurangi dan beralih pada pemanfaatan sumberdaya alam terbarukan.

“Diantaranya, membangun perkebunan berkelanjutan sebagai penopang utama ekonomi Benua Etam,” jelasnya.

Selain itu, mewujudkan keberlanjutan lingkungan hidup dan mendorong transformasi ekonomi, Kaltim sejak 2016 mengimplementasikan program Green Growth Compact (GGC) atau Kesepakatan Pembangunan Hijau.

Sementara menurunkan emisi GRK, juga diimplementasikan melalui program Forest Carbon Partnership Facility – Carbon Fund (FCPF). Program GGC dan FCPF, lanjutnya, saling menguatkan dan mempercepat tercapainya pembangunan hijau di Kaltim.

“Disamping menurunkan emisi, program FCPF mendukung penyelamatan hutan-hutan tersisa seluas 6,5 juta hektar di Kaltim,” sebut orang nomor satu Benua Etam ini. (yans/her/adpimprovkaltim)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts