TIMUR. Meraih penghargaan Anugerah Produktivitas Paramakarya dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI pada 2021 lalu, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Asma, pimpinan Makrifah Herbal binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Penghargaan itu diraih Makrifah Herbal karena dinilai mampu meningkatkan produktivitas tiga tahun berturut, meski diadang pandemi Covid-19. Keberhasilan itu pun sekaligus mengantarkan Makrifah Herbal sebagai usaha kecil pertama di Kota Bontang yang meraih penghargaan tersebut.
Makrifah Herbal bergerak di bidang budidaya tanaman obat keluarga (Toga) dengan produk turunan berbagai jenis minyak herbal seperti minyak urut, minyak kemiri, VCO, teh herbal, lulur tradisional, bibit toga hingga jasa eduwisata, katering dan SPA.
Diakui Asma, pencapaian Makrifah Herbal tak lepas dari pembinaan PKT yang secara berkesinambungan membekali seluruh anggota kelompoknya untuk penguatan kapasitas dan manajerial usaha, sehingga mampu berkembang dengan produktivitas yang terbilang tinggi.
Selama 2021, Makrifah Herbal mampu memasarkan lebih dari 1.500 botol minyak herbal berbagai jenis, dengan omset tahunan mencapai Rp400 juta lebih. Hal ini pun membuktikan jika pandemi Covid-19 seakan tak menyurutkan produktivitas Makrifah Herbal, seiring meningkatnya permintaan konsumen akan produk herbal untuk imunitas tubuh. Permintaan tak hanya datang dari lokal Bontang, tapi juga dari daerah lainnya di Indonesia.
“Saat ini produk Makrifah Herbal sudah tersebar di 32 daerah di Indonesia, dengan permintaan terbesar dari Sumatera, Papua dan Maluku,” kata Asma.
Sejak menjadi binaan PKT pada 2017, Makrifah Herbal terus bertransformasi dengan berbagai pengembangan. Bahkan di tahun 2021, Makrifah Herbal menginisiasi terbentuknya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Borneo Skill Sinergy dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bontang Herbal Course, yang mencakup 14 program pengembangan di bidang tanaman obat dan pemberdayaan masyarakat.
Makrifah Herbal kini mampu mengakomodasi 25 anggota di seluruh unit usaha, dengan mayoritas ibu rumah tangga paruh baya yang tidak memiliki pekerjaan. Pemberdayaan sebagai upaya mendorong kesejahteraan masyarakat sekitar, disamping melestarikan lingkungan dengan perluasan media tanam toga di RT 11 Loktuan Bontang Utara, yang merupakan lokasi Makrifah Herbal beroperasi.
Setiap bulan, Makrifah Herbal mampu memberi benefit dengan rata-rata minimal Rp3 Juta untuk tiap anggota, bahkan bisa lebih tergantung produktivitas hasil penjualan ataupun pelayanan jasa lainnya.
Pemberdayaan ibu rumah tangga tidak hanya terfokus dalam meracik dan memproduksi minyak herbal, tapi disesuaikan dengan kapasitas maupun minat yang dimiliki masing-masing anggota seperti pelayanan SPA dan lulur tradisional hingga katering. Termasuk jasa eduwisata bagi lembaga pendidikan atau kelompok masyarakat yang ingin belajar tentang tumbuhan dan ramuan herbal, pun difasilitasi oleh tenaga yang berkompeten di bidangnya.
“Kami juga memberdayakan milenial sebanyak 8 orang, untuk tenaga administrasi hingga pengelolaan LPK yang sesuai dengan bidang profesi mereka,” lanjut Asma.
Makrifah Herbal juga merumuskan pengembangan usaha dengan inisiasi Rumah Herbal, yang akan memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan tradisional dengan ramuan herbal yang direkomendasikan. Gagasan ini untuk mendorong pengembangan usaha agar mencakup lebih banyak masyarakat untuk diberdayakan, selain berfokus pada pelelolaan LPK maupun LKP dengan sasaran peningkatan kapasitas masyarakat di berbagai bidang.
Sumberdaya pendukung Rumah Herbal juga tengah disiapkan Hasma, untuk mendapatkan berbagai pembekalan keterampilan hingga sertifikasi agar berkompeten dibidangnya, sehingga mampu menjalankan program sesuai aturan Pemerintah.
“Rumah Herbal ini untuk konsultasi dan rekomendasi penggunaan ramuan tradisional, makanya perlu ada izin pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan tenaga pengelolanya harus tersertifikasi,” tutur Asma.
Perluasan potensi pasar juga tengah dijajaki Asma, diantaranya menjalin kerjasama dengan berbagai toko obat hingga apotek BUMN, agar masyarakat lebih mudah mengakses beragam jenis ramuan herbal hasil produksinya.
Tercatat, saat ini ada 3 jenis minyak Makrifah Herbal yang telah mendapatkan izin BPOM, yakni minyak kemiri, minyak urut dan hair care untuk perawatan rambut. Sementara ragam produk lainnya masih dalam proses pengurusan izin BPOM dengan produksi yang sesuai standar, agar kedepan bisa turut dipasarkan secara luas.
“Sejak awal 2022 kami telah mengirim ke berbagai daerah maupun apotek yang menyatakan siap menampung produk Makrifah Herbal,” tambah Asma.
Asma pun memastikan produknya siap bersaing dengan produk sejenis lainnya di Indonesia, dengan mutu serta kualitas yang terjamin. Makrifah Herbal juga telah tergabung dalam Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI), sebagai wadah bagi para pengobat tradisional untuk mengembangkan potensi usaha agar menjadi tuan di negeri sendiri.
“Pengembangan lini usaha akan terus dilakukan Makrifah Herbal, sehingga mampu memberi manfaat yang lebih besar bagi anggota maupun lingkungan. Terlebih PKT sangat serius membina kami, hingga Makrifah Herbal mampu mencapai posisi saat ini. Semoga langkah baik ini terus berjalan lancar kedepannya,” terang Asma.
Wakil Wali Kota Bontang Najirah mengapresiasi peran serta PKT membina usaha masyarakat hingga mampu tumbuh dan berkembang signifikan. Dikatakannya, hadirnya program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PKT sangat membantu Pemkot Bontang, dalam mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat melalui sektor usaha yang digeluti.
Hal inilah yang menjadi parameter keberhasilan pembinaan PKT, dimana masyarakat terdorong untuk lebih kreatif dalam meningkatkan potensi usaha. Begitu pula dalam menekan angka pengangguran di Kota Bontang, PKT secara proaktif dinilai mampu melihat peluang dengan membekali beragam keahlian bagi masyarakat untuk mampu menciptakan lapangan usaha mandiri. Disamping program lain seperti penanganan stunting dan kesehatan masyarakat yang sejalan dengan visi misi Pemkot Bontang.
“Kami menilai peran PKT dalam mendukung pembangunan masyarakat Kota Bontang terbilang signifikan. Baik keberhasilan pembinaan UMKM yang dapat dilihat dari terciptanya kemandirian masyarakat maupun penciptaan sektor usaha yang potensial,” ungkap Najirah.(*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>