Dinilai Terlalu Boros, BPR Sejahtera Gagal Setor Laba ke Daerah

Rapat kerja Komisi III DPRD Bontang dengan Perusda AUJ (Foto: Fanny/klikkaltim)

TIMUR. Manajer pengembangan bisnis Perusda AUJ, Arif, menyebut alasan BPR Sejahtera gagal setor keuntungan buat daerah, karena Bank plat merah milik Pemkot Bontang ini disebut terlalu boros. Tak sebanding dengan pendapatan yang diterima.

Read More

Pos belanja paling tinggi ada di pembiayaan gaji pegawainya. Gaji karyawan anak perusahaan Perusda AUJ ini bisa mencapai Rp 14 juta. Padahal gaji manajer di Perusda AUJ hanya Rp 6 juta per bulannya.

“Makanya saya kemarin marah-marah, kok bisa dana Rp1,3 miliar dalam 4 bulan tersisa Rp 430 juta saja padahal gak diapa-apain (bukan kepentingan bisnis),” tandas Arif, melansir KlikKaltim (Timur Grup).

Pihak BPR, kata Arif, mengacu besaran gaji karyawan sesuai ketentuan perbankan. Namun, secara hirarki bisnis masih di bawah unit usaha Perseroan (BUMD).

Mantan anggota DPRD ini juga mempelototi pembiayaan gaji yang mendadak melonjak akhir tahun 2019 lalu.

Semula biaya gaji karyawan hanya Rp 313 juta selama setahun. Namun, tiba-tiba setelah menerima suntikan dana Rp 1,3 miliar mendadak naik 2 kali lipat.

“Makanya kami minta ke pemerintah agar BPR Sejahtera ini dipisahkan saja (berdiri sendiri).Karena sangat membebani kami,” tandasnya.

Infomarsi, BPR Sejahtera mendapat suntikan dana segara dari induk perusahaanya sebesar Rp 1,3 miliar.

Kucuran duit ini sesuai intruksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lantaran kas di bank minim tak memenuhi standar.(*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

Related posts