TIMUR. Pemerintah tengah mewacanakan vaksinasi Covid-19 booster kedua atau dosis keempat. Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, mengatakan program vaksin dosis keempat kemungkinan akan diberlakukan, jika pandemi berlangsung dalam jangka waktu panjang.
Vaksin keempat ini merupakan rekomendasi berdasarkan perhitungan dan pandangan para ahli. Meski begitu, program booster kedua atau vaksin keempat ini baru akan diberlakukan setelah mendapatkan arahan dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
Menurut Syahril, hal ini belum dapat diputuskan dalam waktu dekat. “Beberapa negara ada yang sudah memulai vaksinasi booster kedua, tetapi belum semua. Seperti kita, vaksinasi booster pertamanya saja belum terpenuhi,” kata Syahril, Jumat (22/7/2022).
Salah satu pertimbangan rencana tersebut, karena pandemi jangka panjang dan masa aktif antibodi setelah 6 tahun akan berkurang atau menurun. Syahril mengimbau masyarakat segera menyelesaikan vaksinasi dosis ketiga, untuk meningkatkan antibodi di tengah gelombang baru Omicron.
Berdasarkan data vaksin per Sabtu (23/7/2022), total orang yang sudah mendapatkan vaksin pertama sebesar 202.163.392 (bertambah 59.709); vaksin kedua 169.783.164 (bertambah 63.732); dan vaksin ketiga atau booster pertama sebanyak 54.335.921 (bertambah 444.903).
Saat ini, kasus infeksi mulai kembali naik di berbagai belahan dunia. Bahkan muncul beberapa subvarian baru dari virus SARS-CoV-2 tersebut. Selain varian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5, kini para ahli telah menemukan subvarian Omicron terbaru yang memicu kekhawatiran yaitu BA.2.75 yang disebut Centaurus.
Subvarian ini pertama kali dilaporkan di India dan telah menyebar ke sekitar 10 negara termasuk Inggris, Selandia Baru, Australia, Kanada dan Amerika Serikat. (*)
Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>