Youtube Tak Lagi Jadi Ladang Emas

Read More

INCARAN BANYAK ORANG

Penghasilan sebagai YouTuber tak hanya bersumber dari kemitraan iklan yang mengacu pada sistem Google Adsense. YouTuber yang telah meraih popularitas tinggi seperti Atta dan Ria Ricis juga meraup pundi-pundi penghasilan dari sejumlah endorse produk dan undangan sebagai pembicara.

Tak heran jika profesi ini menjadi incaran banyak orang, terutama kalangan generasi muda milenial. Seiring dengan perkembangan teknologi internet di Indonesia, banyak konten kreator yang bermunculan membuat kanal di YouTube.

Namun Heru menjelaskan bahwa untuk menjadikan YouTube sebagai ladang emas di masa sekarang ini, butuh perjuangan ekstra. Bisa jadi bahkan lebih sulit ketimbang proses yang ditempuh pemain lama seperti Ricis dan Atta.

“Memang orang banyak ingin jadi YouTuber, bisa mendapatkan uang, nah ini perlu diluruskan juga bahwa tidak semua YouTuber sukses. Tidak serta-merta mendapat uang besar dari YouTube. Karena kan sekarang ini apalagi. Kalau dulu di awal-awal mungkin view saja langsung dinilai, kalau sekarang kan perhitungannya sudah lebih panjang,” ujar Heru.

“Jadi jangan mengharapkan uang dulu, nanti yang ada malah frustasi,” katanya.

Menurut Heru, kalaupun ingin mendapatkan penghasilan, bisa dari endorse maupun kerja sama dengan sponsor. Selain itu, sebagai konten kreator sebaiknya juga memproduksi tayangan tanpa mengabaikan nilai-nilai informasi dan kaidah budaya.

“Jadi bikinlah konten yang bagus, secara kontinyu, tentang banyak hal. Nanti kalau kontennya bagus, ya orang akan nonton,” ujarnya.

Heru juga mengatakan bahwa meski persaingan sebagai YouTuber semakin membuat peluang mendulang adsense semakin menipis, bukan berarti jalan untuk sukses dari platform ini menjadi tertutup. YouTube masih dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mempromosikan karya, memanfaatkan skill, dalam kerangka personal branding.

“Dulu (penyanyi) Raisa juga banyak upload video waktu dia main musik di YouTube. Kalau dibilang dia YouTuber ya iya, tapi penghasilannya bukan sebagian besar sebagai YouTuber, tapi sebagai penyanyi,” kata Heru.

Intinya, Heru berpesan bahwa hindari harapan yang terlalu tinggi untuk bisa segera memperoleh uang dari YouTube. Sebaliknya jadikan YouTube sebagai media untuk menunjukkan kreativitas dan aktualisasi diri.

Baca Juga: Receh Bikin Tajir

Terlepas dari itu, bicara soal prediksi peluang menjadi konten kreator video di masa mendatang. Heru menyebut bahwa saat ini Indonesia sedang menuju era di mana konten video akan semakin eksis di ranah digital. Didukung kecepatan internet yang memadai, konsumsi video bakal kian marak.

“Indonesia akan memasuki konten video. Karena kecepatan internet kita meski tidak terlalu bagus, ya walaupun tidak begitu bagus, tapi putar video bufferingnya enggak terlalu lama. Arahnya nanti memang akan ke video dan live streaming,” katanya.

Dengan demikian, mengacu pada pendapat Heru, peluang sebagai konten kreator video masih terbuka lebar. Akan tetapi, tetap perlu memperhatikan aspek-aspek yang menunjang nilai jual. Misalnya konten yang berkualitas, menonjolkan keunikan, dan tidak terpaku pada hasil adsense jika masih menjadi pemain baru.

“YouTube menjadi media saja untuk berkreatifitas. Ketika kita kreatif di satu hal, rejekinya bisa dari pintu lain. Namun perlu diingat untuk memunculkan sesuatu yang berbeda, kontennya akan seperti apa ya itu tugas kita untuk menggali potensi diri,” kata Heru. (*)

Follow dan Simak Berita Menarik Timur Media Lainnya di Google News >>

2 of 2Next

Related posts